Robohnya Tower SUTT Jepara Diduga Akibat Sabotase
Sabtu, 16 Mei 2015 08:15 WIB
Hilangnya "clam schoor" tersebut, kata dia, diduga dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang kecewa atas proses konsinyasi atau penitipan uang kompensasi lahan yang dilalui kabel jaringan SUTT ke pengadilan.
Akibat sabotase tersebut, empat tower SUTT di jalur saluran udara tegangan tinggi 150 KV, yakni tower ke-125, 126, 127 dan 128 yang ada di Desa Batealit dan Sumosari pada Sabtu (9/11) dini hari tumbang.
Tumbangnya keempat tower SUTT tersebut, sempat menyebabkan padamnya jaringan distribusi 20 KV selama 24 jam.
"Tower ke-125 dan 129 merupakan tower penegang yang baru dilakukan penarikan ke satu sisi arah PLTU Tanjung Jati, sedangkan ke arah Sayung belum bisa dipasang karena persoalan jalur bebas di bawah saluran transmisi (right of way/RoW) yang belum selesai," ujarnya.
Sementara tower ke-126, 127 dan 128 merupakan tower penyangga kawat yang ditegangkan oleh tower ke 125 dan 129.
Peristiwa robohnya keempat tower SUTT tersebut, PLN Rayon Jepara telah berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor Batealit.
Persoalan (RoW), kata dia, hingga kini memang masih dalam proses konsinyasi.
Dari 312 warga, kata dia, sebanyak 46 warga di antaranya telah ditetapkan konsinyasinya oleh Pengadilan Negeri Jepara pada 9 April 2015, sedangkan sisanya masih dalam proses.
Akibatnya, pengerjaan pemasangan kabel jaringan SUTT belum selesai karena konsinyasi dengan warga masih berlangsung dan belum mengizinkan konduktor dipasang.
Kerugian akibat robohnya keempat tower SUTT tersebut, ditaksir mencapai miliaran rupiah dan berdampak pada kelancaran pelaksanaan proyek tersebut.
Dalam peristiwa tersebut, lanjut dia, tidak ada korban jiwa dan tidak mengganggu sistem kelistrikan Jawa Bali.
"Jika memang ada unsur pelanggaran hukum, mudah-mudahan cepat diselesaikan sehingga perbaikan tower yang roboh secepatnya dilakukan karena targetnya tahun ini sudah bisa dioperasikan," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024