Logo Header Antaranews Jateng

Kadispen AU: Jika Perlu Investigasi Kecelakaan Hercules Libatkan Lockheed Martin

Kamis, 2 Juli 2015 11:45 WIB
Image Print
Sejumlah personel Korps Baret Jingga TNI AU, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu malam (1/7), membawa salah satu dari 16 peti jenasah korban kejatuhan C-130B Hercules, dalam upacara penghormatan militer. Pesawat angkut
Lockheed Martin (dulu Lockheed) merupakan pabrikan C-130 Hercules, di antaranya tipe C-130B berbadan pendek yang dioperasikan Skuadron Udara 32, yang salah satu pesawat terbangnya jatuh di Medan, kemarin siang (30/6).

Lockheed Martin berkantor pusat di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat. C-130 Hercules --kini telah diproduksi versi paling canggih, C-130J yang diisi instrumen digital dan sejumlah besar pembaruan penting-- merupakan salah satu produknya yang legendaris.

Indonesia menjadi operator perdana C-130 Hercules di belahan selatan dunia, bahkan mendahului Australia dan Kanada atau Inggris sebagai sekutu Amerika Serikat.

Skuadron Udara 32 merupakan skuadron udara transport berat yang semua armadanya terdiri dari C-130B dan dua C-130H (bodi panjang), yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Satu dari armada C-130B-nya, yaitu dengan nomor registrasi A-1310 keluaran 1964, jatuh hanya dua menit setelah lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Suwondo, Medan, pada pukul 11.48 WIB.

Di dalam kabinnya, terdapat 100 (bukan 101) penumpang sipil yang semuanya punya pertalian keluarga dengan anggota TNI AU, plus 12 personel pengawak.

Dalam menginvestigasi penyebab kecelakaan penerbangan militer, kami memiliki tim gabungan, yang terdiri banyak pihak. Sebutlah Dinas Keselamatan Penerbangan dan Kerja, Dinas Aero, Dinas Material, dan lain-lain, katanya.

Tim ini, kata dia, sedang bekerja di lokasi kejadian kecelakaan itu. Reruntuhan C-130B Hercules nomor registrasi A-1310 itu kini sedang dalam proses evakuasi dari Jalan Jamin Ginting, Medan, di mana peristiwa menyedihkan itu terjadi.

Tentu kami ingin sesegera mungkin mengetahui penyebabnya, namun pasti memerlukan proses. Intinya, kami akan melakukan semua hal yang bisa kami lakukan untuk itu. Ini pengalaman menyedihkan yang tidak terperikan untuk dikatakan, katanya.

Termasuk, melibatkan pabrikan Hercules, jika perlu, katanya.

Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024