Logo Header Antaranews Jateng

Tembakau Srintil Temanggung Tembus Rp750 Ribu/Kg

Senin, 26 Oktober 2015 08:16 WIB
Image Print
Seorang warga membersihkan tembakau Srintil yang sedang dijemur di kawasan lereng Gunung Sumbing Desa Legoksari, Tembarak, Temanggung, Jateng, Rabu (30/9). Tembakau Srintil merupakan tembakau khas lereng Gunung Sumbing yang muncul menjelang akhir mus
Kepala Desa Losari, Kecamatan Tlogomulyo, Nur Ahsan, di Temanggung, Senin, mengatakan tembakau grade F dan G tersebut muncul pada akhir Oktober 2015 di daerah Losari, Tlilir, dan Lamuk, Kecamatan Tlogomulyo.

Tembakau srintil dengan warna hitam keemasan memiliki aroma harum dan pekat, selama ini menjadi primadona masyarakat di kawasan lereng Gunung Sumbing dan Sindoro.

Petani tembakau Desa Losari, Warno, mengatakan tembakau srintil muncul pada akhir panen, yakni tiga atau empat daun paling atas dan tidak semua tembakau bisa menjadi tembakau srintil.
"Hanya di daerah tertentu yang bisa menghasilkan tembakau srintil," katanya.

Ia menuturkan harga tembakau srintil jauh di atas harga tembakau biasa yang pada awal panen 2015 dengan harga Rp40.000 per kilogram.

Ia menuturkan harga tembakau dari Losari memang tinggi karena kualitasnya bagus didukung cuaca dengan kemarau panjang sehingga kadar tar dan nikotin tinggi yang menghasilkan tembakau srintil.

Petani tembakau asal Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Wuwuh, mengatakan saat ini kualitas tembakau beragam, begitu pula dengan harga tidak merata. Harga di satu petani tidak bisa dijadikan patokan petani lain.

Bupati Temanggung Bambang Sukarno mengimbau petani yang masih mempunyai stok tembakau rajangan dengan kualitas bagus agar jangan mencampur dengan tembakau luar Temanggung karena dapat menurunkan kualitas, dan akibatnya pabrikan enggan membeli.

Ia berharap pabrikan tetap membeli tembakau Temanggung pada akhir panen ini, karena masih ada tembakau petani yang belum terbeli.

Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024