Jateng Godok 17 Atlet Panahan
Minggu, 31 Januari 2016 16:03 WIB
Mugiyo menargetkan pada PON tahun ini, Jateng mendapatkan dua emas dan peluang medali lainnya, karena ada banyak atlet berprestasi.
Ia menambahkan bahwa Perpani siap memberikan dukungan untuk dapat melahirkan atlet berprestasi karena setidaknya dibutuhkan waktu delapan hingga 10 tahun untuk dapat melahirkan atlet berprestasi.
"Pembinaan rutin selama delapan hingga 10 tahun bisa memunculkan atlet berprestasi yang mampu memberikan kontribusi kepada Jateng dan nasional," katanya.
Terkait dengan penurunan prestasi pada PON cabang panahan sebelumnya, Mugiyo menegaskan bahwa hal tersebut bukan disebabkan menurunnya prestasi atlet, tetapi ada beberapa nomor yang tidak ditandingkan pada PON.
"Padahal nomor yang tidak ditandingkan di PON merupakan ladangnya Jateng contohnya, nomor tradisional yang tidak lagi ditandingkan di PON," katanya.
Ketua Umum sekaligus pendiri Semarang Archery School (SAS) Imam Sarjono menambahkan bahwa antusias masyarakat terhadap olahraga panahan sangat tinggi, sementara tempat untuk berlatih masih minim.
"Banyak yang ingin belajar, tetapi tempat terbatas, sehingga berdirilah SAS dengan peserta hingga sekarang sudah mencapai lebih dari 80 siswa," katanya.
Untuk usia siswa, lanjut Imam, tidak ada batasan karena terdiri dari lapiran usia, kalangan, serta tidak membedakan jenis kelamin.
"Tiga bulan lalu sudah mulai latihan dan hari ini (Minggu, 31/1) pembukaannya. Kami yakin SAS akan melahirkan atlet berprestasi dan contohnya anak saya Lutfiah Syakira (13) sudah mengantongi banyak medali," demikian Imam Sarjono.
Lutfiah Syakira yang baru duduk di kelas delapan ini mengaku mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
"Olahraga ini memberikan banyak manfaat termasuk untuk berlatif fokus dan itu berdampak positif dengan prestasi akademik saya," kata putri ketiga dari empat bersaudara pasangan Imam Sarjono dan Yuni Ida M ini.
Pewarta : -
Editor:
Nur Istibsaroh
COPYRIGHT © ANTARA 2024