Uni Eropa Sebut Pemboman Oleh Rusia Perburuk di Suriah
Rabu, 10 Februari 2016 07:13 WIB
"Tindakan Rusia di Suriah mengakibatkan keadaan sangat buruk bertambah buruk," kata Tusk dalam pernyataan singkat saat menyambut Perdana Menteri baru Georgia, Georgy Kvirikashvili, yang tiba di Brussels.
"Sebagai akibat langsung gerakan militer Rusia, pemerintah Assad -yang kejam- semakin berkuasa, lawan moderat Suriah kehilangan wilayah dan ribuan lebih pengungsi lari ke Turki dan Eropa," kata Tusk.
Pemerintah Kremlin mengatakan, Selasa, tidak ada bukti yang dapat dipercaya terkait kematian warga yang disebabkan serangan udara Rusia di Suriah.
Kebanyakan lebih dari satu juta pengungsi dan pendatang yang tiba di Eropa tahun lalu mengungsi lewat Yunani setelah melalui pantai Turki.
Turki, yang telah menampung lebih dari 2,5 juta pengungsi Suriah, mengatakan puluhan ribu lebih saat ini mengungsi ke perbatasan Turki karena serangan di Aleppo oleh pasukan Rusia dan Suriah.
Perserikatan Bangsa-bangsa pada Selasa meminta Turki membuka perbatasannya untuk dilalui ribuan pengungsi Suriah yang menderita dan meninggalkan wilayah Aleppo, sehubungan dengan kewajiban internasional untuk melindungi orang yang mengungsi karena kemelut atau penganiayaan.
Pembicaraan damai antara perwakilan Assad dan beberapa kelompok lawan sebelumnya pada bulan ini gagal terutama karena kemarahan atas pemboman terus-menerus yang dilakukan oleh Rusia.
Sebelumnya, menurut laporan AFP, puluhan ribu warga Suriah lari menuju Turki pada Jumat (5/2) karena pasukan pemerintah melancarkan serangan besar dengan dukungan Rusia di sekitar Aleppo, sementara Moskow dan Ankara saling melontarkan ejekan atas kemelut yang semakin meningkat.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pada pertemuan di London tempat para donor menjanjikan bantuan senilai lebih dari 10 miliar dolar AS untuk warga Suriah, mengatakan hingga 70.000 orang bergerak menuju negaranya untuk menghindari pertempuran.
Sekitar 300.000 orang diperkirakan terisolasi di Aleppo setelah jalan pasokan utama pemberontak diputuskan pasukan pemerintah yang didukung pesawat-pesawat tempur Rusia dalam serangan yang membatalkan pembicaraan damai pekan ini.
Negara Barat menuduh pemerintah Suriah menggagalkan pembicaraan perdamaian pada pekan ini dengan serangan militer, dan Washington meminta Moskow menghentikan kampanye mendukung Presiden Bashar.
Sementara itu, Arab Saudi, yang mendukung lawan pemerintah, mengatakan siap bergabung dengan operasi darat koalisi pimpinan AS melawan ISIS di Suriah.
"Jika ada keinginan dalam koalisi untuk melakukan operasi darat, kami akan memberikan kontribusi positif," kata Brigadir Jenderal Ahmed al-Assiri kepada AFP.
Lebih dari 260.000 orang meninggal dalam konflik Suriah dan lebih dari setengah populasi negara terpaksa mengungsi, sementara kekacauan meningkatkan keberadaan kelompok garis keras seperti seperti ISIS di seluruh wilayah.
Kota Aleppo, bekas motor penggerak ekonomi Suriah, telah dibagi antara kendali oposisi di bagian timur dan pemerintah di barat sejak pertengahan 2012, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024