Logo Header Antaranews Jateng

Ribuan Pelayat Hadiri Upacara Pemakaman Sulistyo

Selasa, 15 Maret 2016 19:05 WIB
Image Print
Sejumlah anggota Resimen Mahasiswa mengusung peti berisi jenazah anggota DPD asal Jateng yang juga Ketua Umum PGRI Sulistyo saat memasuki rumah duka di Semarang, Jateng, Selasa (15/3). Almarhum Sulistyo meninggal dalam peristiwa kebakaran ruang tabun
Dari pantauan, ribuan pelayat itu mendatangi rumah orang tua almarhum Sulistyo di Desa Kalitengah RT 01 RW 05, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, sejak Selasa (15/3) siang.

Menjelang kedatangan jenazah Sulistyo, rumah pasangan Suwito dan Suparni itu semakin dipadati oleh pelayat.

Jenazah Sulistyo yang tiba di rumah duka pada pukul 16.30 WIB dengan menggunakan ambulans serta dikawal dua mobil polisi itu langsung dibawa ke tenda untuk disalatkan oleh sanak keluarga dan sebagian pelayat.

Sementara ibunda almarhum, Suparni, langsung pingsan saat turun dari mobil yang membawanya dari rumah Sulistyo di Semarang.

Saat memberi sambutan dalam upacara pemberangkatan jenazah menuju pemakaman keluarga, keluarga Suwito yang diwakilkan kepada Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo menyampaikan terima kasih atas kehadiran pelayat untuk mendoakan almarhum Sulistyo yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jateng.

"Kami berterima kasih atas perhatian dan empati 'panjenengan' (saudara, red.) sekalian serta semua kebaikan baik moril maupun material. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT," katanya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko yang turut mengantarkan jenazah Sulistyo dari Semarang juga berkesempatan memberikan sambutan saat upacara pemberangkatan.

Dalam sambutannya, Heru mengajak pelayat untuk memberikan hormat yang setinggi-tingginya karena almarhum merupakan tokoh panutan.

"Beliau adalah gurunya para guru," katanya.

Ia mengaku kagum karena di desa terpencil yang ada di Kabupaten Banjarnegara yang berada di wilayah pegunungan dan berbatasan dengan Kabupaten Kebumen itu lahir seseorang yang bisa memperjuangkan nasib guru-guru di Indonesia.

"Beliau yang dilahirkan di desa ini, desa yang sederhana masyarakatnya, guyub rukun. Sekitar 54 tahun lalu desa ini pasti lebih sederhana dari ini, beliau dibesarkan dan bermain di desa ini, siapa yang mengira dia bisa dipercaya guru se-Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, almarhum Sulistyo patut mendapat penghormatan karena telah berjuang untuk para guru dan memperjuangkan dunia pendidikan.

Usai upacara pemberangkatan, jenazah Sulistyo segera dibawa menuju pemakaman keluarga yang berjarak sekitar 600 meter dari rumah duka pada pukul 17.05 WIB.

Ketua Umum PB PGRI Sulistyo meninggal dalam peristiwa korsleting listrik saat menjalani terapi di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo, Jakarta, Senin (14/3) sekitar pukul 13.10 WIB.

Sulistyo yang juga mantan Rektor IKIP PGRI Semarang (sekarang Upgris) berada di RSAL Mintoharjo, Jakarta, untuk terapi oksigen murni (hiperbarik) yang ternyata baru kali pertama dijalaninya.

Salah satu pendiri Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) itu lahir di Banjarnegara, 12 Februari 1962, dan wafat pada usia 54 tahun, meninggalkan seorang istri, yakni Halimah, dan dua orang anak.

Pewarta :
Editor: Kliwon
COPYRIGHT © ANTARA 2024