Logo Header Antaranews Jateng

Relokasi Warga Clapar Dilaksanakan Pascatanggap Darurat

Sabtu, 9 April 2016 19:44 WIB
Image Print
Seorang warga melintasi lokasi longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (26/3). Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat, serta 159 o
"Sekarang masih masa tanggap darurat yang diperpanjang selama tujuh hari mulai tanggal 8 April sampai dengan 14 April 2016. Setelah itu, masa transisi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Catur Subandrio, di Banjarnegara, Sabtu.

Menurut dia, persiapan relokasi korban bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Kecamatan Madukara, akan dilaksanakan pada masa transisi.

Saat ini, kata dia, pihaknya masih melakukan validasi data karena jumlah rumah yang roboh atau rusak berat akibat gerakan tanah itu terus bertambah.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan data terakhir, jumlah rumah yang roboh telah mencapai 23 unit, rusak sedang dua unit, dan rusak ringan 10 unit.

"Oleh karena tadi malam (Jumat malam) turun hujan, kembali terjadi longsoran-longsoran kecil. Jadi, pergerakan tanah masih ada ketika terjadi hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi, masih rawan sehingga masa tanggap darurat diperpanjang," katanya.

Ia mengakui bahwa gerakan tanah sempat berkurang namun sekarang kembali terjadi longsoran-longsoran kecil.

Terkait jumlah pengungsi, Catur mengatakan bahwa berdasarkan data terakhir tercatat sebanyak 326 orang yang mengungsi.

"Kadang masyarakat merasa takut sehingga mengungsi pada malam hari. Namun kalau siang tidak berada di pengungsian, mereka pulang ke rumah atau ke ladang," katanya.

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa relokasi hanya diprioritaskan untuk warga yang rumahnya roboh atau rusak berat meskipun jumlah pengungsi mencapai ratusan orang.

Menurut dia, lahan relokasi telah disiapkan di Dusun Sinanjer, Desa Clapar, seluas 3 hektare serta telah disurvei oleh Badan Geologi Bandung dan dinyatakan layak untuk relokasi.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo memrakirakan curah hujan di wilayah pegunungan tengah Jateng pada bulan April masih tinggi karena berkisar 300-400 milimeter.

"Wilayah pegunungan tengah yang curah hujannya diprakirakan masih tinggi di antaranya Banyumas bagian utara, Pemalang bagian selatan, Purbalingga bagian utara, Pekalongan bagian selatan, Batang bagian selatan, Banjarnegara bagian utara-timur, dan Wonosobo," katanya.

Sementara untuk wilayah Cilacap bagian barat-utara, kata dia, curah hujannya diprakirakan berkisar 200-300 milimeter dengan sifat hujan normal sedangkan wilayah Cilacap bagian selatan atau pesisir selatan Jateng berkisar 150-200 milimeter dengan sifat hujan di bawah normal.

Dia memrakirakan wilayah Jateng bagian selatan telah memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan menuju kemarau dengan awal musim kemarau diprakirakan akan berlangsung pada bulan Juni.

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2025