Logo Header Antaranews Jateng

Turki Tahan Saudara Laki-laki Gulen, Terbitkan 115 Surat Penangkapan

Selasa, 4 Oktober 2016 09:26 WIB
Image Print
Ulama kharismatik Turki, Fethullah Gulen, saat hendak menemui wartawan Indonesia di asrama pengasinganya di Pennsylvania, Amerika Serikat, 22 Agustus 2016. (ANTARA FOTO/Bambang Purwanto)
Istanbul, Antara Jateng - Petugas Turki menahan seorang saudara laki-laki Fethullah Gulen, ulama dukungan pemerintah Amerika Serikat, dengan tuduhan bertanggung jawab atas kudeta gagal pada Juli.

Pemerintah juga menerbitkan 115 surat penangkapan bagi tersangka pelaku kudeta tersebut.

Kudbettin Gulen ditahan satuan antiterorisme kepolisian Turki pada Minggu di Distrik Gaziemir, Aegean, Provinsi Izmir.

Data intelijen menunjukkan Kudbettin tinggal di rumah kerabatnya, kata kantor berita pemerintah, Anadolu.

Harian "Hurriyet" melaporkan, Kudbettin ke luar negeri, tetapi badan intelijen Turki mengetahui kepulangannya, hingga akhirnya ia ditahan.

Sejumlah kerabat Gulen, termasuk seorang keponakan perempuan dan seorang laki-laki, juga sepupunya, ditahan sejak kudeta 15 Juli itu.

Kepala kejaksaan Provinsi Sakarya, berjarak 150 kilometer dari timur Istanbul resmi menyelidiki 148 orang diduga terkait dengan Gulen, kata Anadolu.

Pengadilan ikut menerbitkan 115 surat penangkapan bagi tersangka tersebut.

Polisi melakukan penggerebekan serentak di 27 provinsi untuk menangkap tersangka, tambahnya.

Pemerintah Turki telah memecat atau menjatuhkan skors ke lebih dari 100.000 orang di lembaga peradilan, kepolisian, dan kehakiman karena diduga terlibat dalam kudeta gagal.

Sebanyak 32.000 orang, termasuk tentara dan wartawan, ikut ditahan.

Pejabat di Ankara menginginkan Amerika Serikat menangkap dan mengesktradisi Gulen, sehingga ia dapat diadili di Turki atas tuduhan melakukan kudeta.

Gulen menjalani pengasingan di Pennsylvania sejak 1999. Ia menyangkal seluruh tuduhan tersebut.

Kebijakan keamanan di Turki membuat pegiat hak asasi manusia dan negara barat khawatir.

Mereka menduga insiden itu sengaja dibuat demi mengamankan kuasa Erdogan dari oposisi dan meningkatkan serangan ke kelompok yang diduga simpatisan pegaris keras Kurdi.

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024