Gubernur Jateng Buka Borobudur Writers and Cultural Festival
Rabu, 5 Oktober 2016 21:24 WIB
Ganjar mengatakan event ini sangat menarik karena dihadiri orang-orang penting pada bidangnya, ada rohaniawan, sejarawan, seniman, budayawan, dan para penulis.
"Isinya beberapa orang, tetapi mereka dapat mempengaruhi maka ketika hasil dari acara ini bisa dijadikan satu dalam bentuk video, buku, gagasan, tulisan atau apa pun maka menjadi satu aset yang kemudian bisa diceritakan kepada luar," katanya.
Pembukaan BWCF ke-5 dengan mengusung tema "Setelah 200 Tahun Serat Centhini: Erotisme dan Religiusitas Kitab-Kitab Nusantara" ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur Jateng.
Menurut Ganjar kegiatan ini sebuah perjalanan peradaban yang direviu dan dipikirkan ke depan, segalanya dibicarakan di sini. Sebelumnya, BWCF pernah bicara tentang rempah-rempah, kemaritiman, pesilat dan tahun ini bicara Serat Centhini.
"Centhini ini bicara tentang erotisme, spiritualitas atau tasawuf, sangat beragam ada yang nembang, menari, main musik, seni tradisional yang dikombinasikan," katanya.
Ia berharap BWCF ini menjadi kegiatan tahunan dan tentu saja butuh dukungan dari banyak pihak.
Ketua Pelaksana BWCF, Yoke Darmawan festival ini merupakan agenda tahunan aktivitas literasi dan seni budaya dengan dua kegiatan utama, yaitu writers forum dan pesta seni budaya.
Ia mengatakan perhelatan ini bertujuan sebagai wahana edukasi juga ajang temu ilmuwan, penulis, pembaca untuk dapat mengembangkan kreativitas dan pengetahuan budaya sekaligus perayaan karya-karya kreatif anak bangsa yang diharap pada intinya memberi nafas kebudayaan bagi masyarakat dan industri pariwisata Indonesia bermuatan sejarah.
Menurut dia keunikan dari festival ini dibanding dengan festival-festival lainnya adalah pada tema yang mengangkat kekayaan budaya dan sejaran nusantara.
Ia mengatakan dengan perayaan khasanah budaya nusantara melalui pertemuan antara para penulisdan pekerja kreatif serta aktivis budaya dengan masyarakat pada umumnyadiharapkan muncul pemahaman interkultural yang berbasis pada pengembangan dan perluasan ilmu pengetahuan sehingga para kreator budaya maupun masyarakat yang hidup dalam budaya-budaya tersebut dapat memanfaatkan segala khazanah yang ada untuk memproyeksikan masa depan yang lebih baik.
Pada pembukaan BWCF tersebut juga disampaikan pidato budaya oleh Garin Nugroho.
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024