Menyukseskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
Sabtu, 19 November 2016 08:55 WIB
Wilayah tersebut yaitu Kota Batam, Kabupaten Bantul, Kabupaten Bogor, Kota Jambi, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pandeglang, Kota Pare-pare, Kabupaten Purbalingga dan Kota Surabaya serta Kota Madiun.
Germas adalah gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden Joko Widodo dalam rangka penguatan paradigma pembangunan kesehatan yang mengedepankan upaya promotif dan preventif.
Upaya tersebut dilakukan tanpa mengenyampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengatakan permasalahan kesehatan yang timbul saat ini merupakan akibat perilaku hidup yang tidak sehat.
Selain itu, juga akibat sanitasi lingkungan serta ketersediaan air bersih yang masih kurang memadai di beberapa tempat.
"Hal tersebut sebenarnya dapat dicegah bila fokus upaya kesehatan diutamakan pada upaya preventif dan promotif dalam menumbuh-kembangkan kemandirian keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat," katanya.
Perilaku tersebut, kata Puan, sebenarnya sudah ada dimasyarakat, akan tetapi perlu semakin luas prakteknya di kalangan keluarga dan masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kata Puan, praktik pembangunan kesehatan merupakan salah satu wujud praktek Revolusi Mental.
"Melalui Germas kita harus mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan perilaku dan hidup yang tidak sehat dan mari kita budayakan hidup sehat dengan melakukan langkah kecil melalui perubahan pola hidup yang lebih sehat," katanya.
Puan menambahkan, hanya dengan gotong-royong dan kerjasama yang erat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan segenap komponen bangsa, maka Germas akan dapat terealisasikan sebagai sebuah gerakan nasional yang membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sosialisasi Germas
Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah Arif Kurniawan mengatakan pemerintah harus gencar menyosialisasikan Germas kepada seluruh masyarakat.
"Gunakan cara-cara yang unik dan menarik," kata Arif Kurniawan yang merupakan Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat Unsoed.
Dia menjelaskan, cara yang unik diantaranya dengan membuat klub Germas, atau membuat tantangan Germas.
"Tantangan yang dimaksud bisa dengan lomba foto selfie Germas, foto diri sendiri sebelum melaksanakan pola hidup sehat dan foto diri sendiri sesudah enam bulan melaksanakan Germas," katanya.
Cara unik dan menarik, kata dia, akan lebih efektif dibandingkan promosi yang bersifat standar.
Sementara itu, dia juga menambahkan, pemerintah harus memprioritaskan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tersebut pada anak-anak usia dini.
"Karena perilaku sehat apabila tertanam sejak dini akan menjadi perilaku sehat diusia produktif," kata Arif.
Pemerintah, kata dia, dapat melakukan kerja sama dengan Paud, taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Membudayakan pola hidup sehat kepada anak-anak usia dini, kata dia, akan berdampak positif bagi kelangsungan program tersebut.
Arif menambahkan, bagi kelompok usia produktif, terutama mereka yang berusia 40 tahun keatas wajib melakukan upaya Germas karena memiliki faktor resiko tinggi.
Dinas kesehatan dan puskesmas, tambah dia, perlu memprioritaskan anggaran promotif dan preventif yang memadai.
"Hal itu harus dibuktikan dengan media promosi kesehatan Germas, dan ajang Germas secara langsung, misalnya jalan sehat, dengan menu makanan buah sayur dan pemeriksaan kesehatan," katanya.
Dia juga menambahkan, pemerintah harus mengoptimalkan peran tenaga kesehatan khususnya sarjana kesehatan masyarakat sebagai ujung tombak promotor Germas.
"Karena sarjana kesehatan masyarakat memiliki kompetensi utama di bidang pencegahan penyakit melalui perilaku sehat," katanya.
Perilaku sehat dimaksud, tambah dia, dapat berupa langkah kecil seperti menjaga kebersihan rumah, cuci tangan sebelum makan, ketersediaan air bersih, makan sayur yang cukup, olahraga, tidur yang cukup, menjauhkan anak-anak dari rokok dan lain sebagainya.
Langkah tersebut dinilai berdampak luar biasa bagi keluarga dalam jangka panjang.
"Dengan melakukan langkah tersebut berarti kita juga telah membantu pemerintah dalam membangun kualitas hidup manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera," katanya.
Dia menambahkan, inti dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah hidup sehat dengan cara yang mudah namun membutuhkan konsistensi.
"Misalkan, olahraga, seseorang bisa menjadikan olahraga menjadi kebutuhan kalo sudah dilakukan selama enam bulan secara konsisten, apakah setiap hari, setiap minggu, sehingga setelah itu kalo tidak olahraga merasa ada yang kurang, itulah namanya perilaku, olahraga sebagai perilaku hidup sehat," katanya.
Dia mengakui, menerapkan pola hidup sehat memang sulit namun bisa menjadi mudah jika sudah menjadi kebiasaan.
"Demikian pula kebiasaan makan buah dan sayur, sukit diterapkan karena kebiasaan makan makanan instan, banyak pengawet dan lain sebagainya yang menyebabkan lambung tidak bekerja optimal dan menimbulkan dampak kesehatan lain secara jangka panjang," katanya.
Akan tetapi, setelah dibiasakan menjalani pola hidup sehat dan meningkatkan asupan buah dan sayur, kata dia, maka akan menjadi terbiasa.
"Kalau sudah menjadi perilaku, rasanya nyaman, tekanan darah terkontrol, kulit lebih bersih dan bugar, buang air besar lancar, kolesterol rendah dan lain sebagainya, semuanya membutuhkan perjuangan," kata dia.
Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Editor:
M Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025