Logo Header Antaranews Jateng

Pengusaha Daging Sapi Larang Pemotongan Hewan Sakit

Rabu, 25 Januari 2017 16:20 WIB
Image Print
Ilustrasi. Sejumlah pekerja RPH memotong daging sapi. Foto: ANTARA/ahmad Subaidi
Semarang, ANTARA JATENG - Paguyuban Pengusaha Daging Sapi (PPDS) Kota Semarang melarang anggotanya menyembelih hewan sakit untuk menghindari penularan virus antraks ke manusia.

"Kalau kondisi sapi saat hidup kan konsumen tidak tahu, kami sebagai jagal yang tahu lebih baik menghindari penyembelihan sapi yang sedang sakit," kata Sekretaris PPDSKota Semarang Heri Setiawan di Semarang, Rabu.

Dia mengatakan untuk memastikan daging yang dibeli berasal dari sapi dalam kondisi sehat, konsumen lebih baik membeli daging di rumah pemotongan hewan.

Menurut dia, jika membeli di pasar konsumen tidak bisa memastikan daging berasal dari mana dan dalam kondisi seperti apa.

"Kalau membeli daging di rumah pemotongan hewan ini lebih terjamin kualitasnya karena di situ ada mantri hewan yang tugasnya memastikan kesehatan hewan sebelum disembelih," katanya.

Dia juga mengimbau para konsumen yang akan mengonsumsi daging sapi agar memasaknya terlebih dahulu dengan suhu 100 derajat Celcius minimal 5-10 menit.

"Dengan begitu virus antraks ini bisa mati," katanya.

Heri mengakui sejak menyebarnya pemberitaan mengenai penularan virus antraks dari sapi ke manusia, penjualan daging sapi mengalami penurunan.

"Pemberitaan ini cukup heboh antara 4-5 hari ini, di situ penurunan permintaan dari pedagang sudah langsung terasa," katanya.

Heri mengatakan penurunan penjualan sejak menyebarnya pemberitaan tersebut antara 20-30 persen dari penjualan normal.

Saat normal PPDS mampu memasok daging sapi di seluruh Kota Semarang antara 5-6 ton/hari.

"Harapannya penurunan tidak lagi terjadi, di sisi lain konsumen tetap harus hati-hati ketika akan membeli daging sapi," katanya.

Pewarta :
Editor: Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA 2024