Logo Header Antaranews Jateng

15.000 Kader NU Jateng Bersumpah Pertahankan NKRI

Minggu, 16 April 2017 20:52 WIB
Image Print
Ribuan kader NU se-Jawa Tengah menggelar doa bersama dan apel akbar menyatakan sumpah setia mempertahankan NKRI  dan Pancasila di Pantai Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (Foto: ANTARA JATENG.COM/PWNU Jateng)
Kebumen, ANTARA JATENG- Sekitar 15.000 Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (KPNU) se-Jawa Tengah menggelar apel dan sumpah setia mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila di Pantai Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu.

"Dengan ini kami menyatakan siap sedia berkorban jiwa dan raga demi mempertahankan NKRI dari rongrongan musuh manapun," kata instruktur KPNU dari PBNU, KH Hudalloh.

Ia mengatakan ribuan KPNU tersebut telah dinyatakan lulus dalam pendidikan kader NU di seluruh Jawa Tengah sejak 2013.

"Kondisi negara dalam ancaman radikalisme yang cukup parah. Paham-paham garis keras terus menghantui dan sangat mengancam kerukunan umat beragama. Oleh karena itulah, kami merasa sudah saatnya bergerak menyelamatkan negara ini," kata Ketua Panitia Istighosah dan Apel Akbar Kesetian untuk NKRI dan Pancasila, KH Muzammil.

Ia menuturkan acara ini didahului dengan istighosah atau doa bersama pada Sabtu (15/4) malam di tepi Pantai Petanahan.

"Doa bersama dengan maksud memohon keselamatan untuk bangsa dan negara," katanya.

Rois Syuriah Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah KH Ubaidilah Shodaqoh menegaskan NKRI bentuk negara yang sudah final di Indonesia.

Menurut dia, bentuk negara ini cocok untuk melindungi segenap warga bangsa yang terdapat banyak perbedaan di dalamnya.

"Maka NKRI harga mati memang sudah tidak bisa ditawar lagi dan seluruh kader NU di Indonesia sudah bersumpah dan berkomitmen utuk tetap mempertahankannya sampai titik darah penghabisan.

Ia menuturkan ada kelompok yang terus meneriakkan berdirinya khilafah islamiyah atau negara Islam, hal ini tidak boleh dibiarkan.

"NU siap berada di garis paling depan untuk menghadangnya," katanya.


Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024