Pengamat: Bom Kampung Melayu, Perlunya Waspadai ISIS Asia Tenggara
Jumat, 26 Mei 2017 15:43 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat keamanan dari Institute for
Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menyatakan aksi
bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu
(24/5) malam, mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai jaringan ISIS di
Asia Tenggara kian solid.
Pasalnya sebagaimana keterangan resmi dari Polri, yang menyebutkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagai kelompok pelaku, yang menurut Fahmi secara tidak langsung mengkonfirmasi jaringan ISIS berada di balik serangan tersebut.
Pasalnya sebagaimana keterangan resmi dari Polri, yang menyebutkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sebagai kelompok pelaku, yang menurut Fahmi secara tidak langsung mengkonfirmasi jaringan ISIS berada di balik serangan tersebut.
"Secara
global, rangkaian peristiwa dalam dua hari terakhir, mulai dari
Manchester (Inggris), Marawi (Filipina), dan Kampung Melayu (Indonesia)
menunjukkan bahwa insurgensi tetap menjadi pilihan strategi ISIS di luar
basis utamanya," kata Fahmi lewat pesan singkat di Jakarta, Jumat.
Hal itu, menurut Fahmi menjadi jawaban ISIS atas keterdesakan mereka di medan tempur mereka di Timur Tengah.
"Mereka jawab dengan serangan 'low act, high impact' di kandang-kandang lawan di belahan bumi lainnya," katanya.
Rentetan
peristiwa teror yang dikirimkan ISIS lewat aksi-aksi mereka di berbagai
titik di belahan dunia memperlihatkan mereka bergerak kian cepat dari
hari ke hari.
"Artinya, konsolidasi berjalan baik. Artinya lagi, proposal sudah berjalan, organisasi sudah bergerak," kata Fahmi.
"Saya
hampir yakin, kini jaringan ISIS di Asia Tenggara sudah mulai solid dan
mampu berkomunikasi dengan cukup baik," ujarnya menambahkan.
Fahmi
juga menyoroti ironi, betapa aksi bom bunuh diri Kampung Melayu hanya
terjadi selang empat hari setelah Presiden Joko Widodo berpidato
mengenai perang melawan terorisme di Riyadh, Arab Saudi, yang menuai
pujian dari sebagian orang karena tidak terbawa arus Arab-AS versus Iran
yang saling lempar tudingan pelaku teror.
Pewarta : Gilang Galiartha
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024