Logo Header Antaranews Jateng

Tifatul Sembiring Peringkat Pertama Survei PKS untuk Pilkada Sumut

Sabtu, 27 Mei 2017 17:46 WIB
Image Print
Tifatul Sembiring tengah). ((MPR)
Medan, ANTARA JATENG - Tifatul Sembiring menempati peringkat pertama sebagai calon gubernur Sumatera Utara dalam survei dan pemilihan secara internal di Partai Keadilan Sejahtera.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BPPP) PKS Sumut Satrya Yudha Wibowo di Medan, Sabtu, mengatakan, menyambut pemilihan gubernur tahun 2018, pihaknya telah melakukan Pemilihan Umum Internal (PUI).

Dalam pemilihan secara internal tersebut, pihaknya mengajukan puluhan nama kader PKS yang dianggap layak untuk diusung dan dipilih sebagai bakal cagub Sumut.

Diantaranya, anggota Majelis Pertimbangan Partai DPP PKS Tifatul Sembiring, mantan anggota DPR RI Idris Lutfi, Ketua DPW PKS Sumut HM Hafez, Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut Zulfikar dan Bendahara Fraksi yang juga Ketua BPPP PKS Sumut Satrya Yudha Wibowo.

Hasil pemilihan tersebut telah dikirim ke DPP PKS yang akan memutuskan nama yang akan diusung, termasuk menentukan parpol yang akan diajak berkoalisi.

Awalnya Satrya Yudha Wibiwo enggan menyebutkan nama yang menempati peringkat pertama dalam pemilihan secara internal tersebut. Namun setelah didesak, ia mengakui jika Tifatul Sembiring meraih dukungan terbanyak.

Karena itu, kemungkinan besar PKS akan menjagokan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika tersebut dalam pemilihan gubernur Sumut.

Selanjutnya, kata Satrya, PKS sedang mengintensifkan komunikasi politik ke sejumlah parpol, tokoh masyarakat, dan berbagai ormas di Sumut.

Pihaknya tidak ingin membahas mengenai kemungkinan posisi gubernur atau wakil gubernur yang akan didapatkan PKS dalam pemilihan yang akan diselenggarakan pasa tahuj 2018 tersebut.

"Masalah nomor 1 atau dua, tergantung Dewan Pimpinan Tingkat Pusat," katanya.

Ketika ditanyakan tentang kemungkinan koalisi dengan Partai Gerindra, Ketua Fraksi PKS DPRD Sumut Zulfikar tidak menampik mengingat keberhasilan yang diraih dalam pilkada di Jakarta.

Namun pihaknya membantah adanya koalisi permanen, melainkan kesamaan persepsi dalam menyikapi berbagai masalah kebangsaan dan kemasyarakatan.

"Belum ada koalisi permanen, tapi chemistry-nya seperti itu," kata Zulfikar. 



Pewarta :
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024