1.000 Orang Tewas Akibat Kolera di Yaman
Jumat, 16 Juni 2017 08:54 WIB
"Waktu sudah habis untuk menyelamatkan orang-orang yang tewas atau kelaparan dan sekarang kau didera wabah kolera yang menambah kerumitan itu," kata Jamie McGoldrick, koordinator kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Yaman, Kamis (15/6).
"Kami kesulitan karena kurangnya sumber daya. Kami butuh aksi cepat," katanya dalam sebuah konferensi pers di ibu kota Yordania, Amman.
McGoldrick memperbarui data, menyatakan bahwa ada lebih dari 130.000 kasus dugaan kolera dan lebih dari 970 kematian, dengan perempuan dan anak-anak mencapai separuh dari jumlah tersebut.
"Yang paling memilukan di Yaman adalah bahwa kemanusiaan kalah dari politik," kata McGoldrick.
Dia mengatakan rencana respons kemanusiaan senilai 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp27,9 triliun) untuk Yaman pada 2017 hanya 29 persen didanai.
Wabah kolera yang lebih menyengsarakan dari kelaparan di Yaman merupakan "indikasi kehancuran di sana dengan hanya 50 persen layanan kesehatan" yang beroperasi.
"Kami membutuhkan sumber daya, kami perlu uang dan kami membutuhkan semua itu sekarang untuk mengatasi kelaparan dan masalah kolera," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Para donor pada April menjanjikan hampir 1,1 miliar bantuan dana untuk Yaman, yang menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusian (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) menghadapi "krisis kemanusiaan terbesar di dunia."
Namun hanya 25 persen dari janji bantuan ke badan pengungsi PBB yang sejauh ini disampaikan menurut juru bicara UNHCR Yaman Shabia Mantoo pada Rabu.
Perang Yaman sudah menyaksikan lebih dari 8.000 orang tewas dan jutaan orang harus mengungsi sejak koalisi pimpinan Arab Saudi turut campur pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah melawan pemberontak syiah Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Pewarta : Antaranews
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024