"Locker" Mahasiswa Undip Bantu PLN Tingkatkan Kinerja
Kamis, 6 Juli 2017 16:15 WIB
'Locker' merupakan sebuah alat yang mampu menampilkan informasi mengenai kondisi dari sebuah tiang listrik dan dapat dipantau melalui aplikasi androidSemarang, ANTARA JATENG - Alat teknologi "Locator Checking Monitoring" (Locker) yang diciptakan oleh empat mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang diharapkan mampu meningkatkan kinerja PLN menjadi lebih efisien.
"`Locker` merupakan sebuah alat yang mampu menampilkan informasi mengenai kondisi dari sebuah tiang listrik dan dapat dipantau melalui aplikasi android," kata Ketua tim penelitian, Fikri Salahudin, di Semarang, Kamis.
Ia mengatakan alat ini mampu memberikan data mengenai besarnya tegangan dan arus listrik, tingkat suhu dan kelembapan, serta kualitas baterai cadangan pada sebuah tiang listrik.
Dengan bantuan alat tersebut, dikatakannya, apabila terjadi kerusakan, petugas PLN dapat segera mengetahuinya langsung dari aplikasi android yang ada pada telepon genggamnya.
"Selain itu, pada alat ini terdapat pula program `geotagging` yang mampu memberikan lokasi tiang listrik mana yang mengalami kerusakan," katanya.
Dalam pengerjaan alat ini, Fikri melakukannya secara berkelompok dengan tiga anggota tim lainnya, yaitu Ahmad Riyandi, Arisla Choirudin, dan Ahmad Imron.
Ia mengatakan kelompok ini dibimbing oleh salah satu dosen, Sumardi.
"Ide dari alat ini berawal saat saya dan Ahmad Riyandi kerja praktik PLN di Yogya di mana proses pemantauan tiang listrik hanya dapat dilakukan dari kantor pusat saja, sehingga tidak efektif apabila terjadi kerusakan secara tiba-tiba," katanya.
Ia mengatakan apabila terjadi kerusakan, petugas PLN baru mendapatkan informasinya setelah meminta informasi dari kantor pusat.
Dengan alat ini, kata dia, setiap petugas mampu melakukan perbaikan pada kerusakan tiang listrik segera setelah menerima informasi dari perangkat telepon genggam milik petugas.
Saat ini, dia bersama timnya sedang melakukan uji coba dan pengembangan terhadap alat tersebut secara lebih lanjut.
Diakuinya, saat ini alat tersebut masih memiliki kekurangan pada sistem ketahanannya apabila berada pada suhu yang tinggi.
"Pada saat pengujian kemarin di PLN Yogya alat ini hanya mampu bertahan hingga 12 hari saja karena panasnya suhu pada tiang listrik," katanya.
Ia berharap saat proses pengujian mendatang, alat tersebut dapat bekerja dengan lancar dan dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
"Kemarin dari pihak PLN siap untuk membeli alat ini secara massal apabila alatnya sudah siap digunakan," katanya.
Pewarta : Achmad Habibie & Aris Wasita
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024