Bersama Menciptakan Lingkungan yang Nyaman bagi Anak
Rabu, 19 Juli 2017 08:52 WIB
Sebagian lagi terlihat bersemangat mencoret-coret kertas gambar dengan krayon, sedangkan beberapa anak yang lain terlihat asyik bermain ayunan.
Mereka pun didampingi ibu ataupun pengasuhnya. Suasana ini bukanlah di sebuah sekolah, tapi di sebuah taman. Terlihat asyik bercengkerama, pemandangan itu tampak hampir setiap sore di taman kecil sebuah perumahan di daerah Gunungpati, Kota Semarang,Jawa Tengah.
Taman yang sangat sederhana, ada ayunan dan beberapa bangku untuk duduk-duduk. Yang berbeda, di pinggir taman itu terdapat sebuah lemari kecil yang berisi buku bacaan maupun buku gambar anak usia balita.
Perpustakaan Mini Heliconia namanya, karena persis berada di Jalan Taman Heliconia, Perumahan Grand Greenwood, Kelurahan Sadeng, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Buku di tempat itu disediakan secara gratis untuk dibaca anak-anak komplek perumahan.
Eka Saputra, Ketua RT 10 RW 7 perumahan tersebut mengatakan perpustakaan mini itu merupakan swadaya warga.
"Baru beberapa bulan dibuat, ada ide dari salah satu warga dan kemudian disambut baik oleh warga lainnya. Ini untuk anak-anak agar ada sarana bermain dan juga belajar," katanya.
Menurut dia, hal ini menjadi salah satu dukungan lingkungan terhadap pembentukan karakter anak. Selain mengenalkan gemar membaca sejak dini, juga tempat belajar bersosialisasi dan kejujuran.
"Pada Perpustakaan Mini Heliconia tidak ada yang jaga seperti halnya perpustakaan pada umumnya, jadi anak bisa belajar kejujuran dari sini. Buku juga boleh dibawa pulang untuk dibaca di rumah masing-masing asal dikembalikan, inikan juga mengajarkan tanggung jawab kepada anak," ujarnya.
Perpustakaan mini ini, ungkapnya, menjadi kepedulian lingkungan terhadap tumbuh kembang anak-anak. Selaras dengan kebijakan pemerintah, dimana tumbuh kembang anak menjadi salah satu fokus utama mewujudkan generasi penerus yang berkualitas.
"Bukan hanya soal asupan makanan yang penting, tetapi juga pembentukan karakter yang didukung dengan suasana lingkungan yang nyaman, ini penting bagi anak-anak," urainya.
Perpustakaan serupa juga ditemukan di Jalan Belimbing 3 Blok B 11 Perumahan Jatisari Permai, Mijen, Kota Semarang.
Selain perpustakaan yang ada di rumah salah seorang warga, di tempat itu juga dibuat klub baca yang diberi nama Ceria dan diikuti anak-anak di wilayah itu.
Pengelola Klub Baca Ceria, Laura Andri mengatakan bahwa lingkungan berperan penting dalam menciptakan kebiasaan baik pada anak.
"Awalnya keluarga di rumah, tapi kemudian keluarga terdekat dan juga lingkungan, tetangga kanan kiri. Nah, ini bagaimana membuat anak nyaman sehingga menjadi tanggung jawab orang dewasa bagaimana mewujudkan lingkungan yang mendukung," katanya.
Klub baca ini didirikan secara swadaya sejak 1 Februari 2016 dan diterima dengan baik oleh warga sekitar, bahkan, seluruh anak-anak usia balita hingga SD ikut dalam klub baca ini.
Disesuaikan
"Kegiatan yang dilakukan ya disesuaikan minat anak seperti seni, budaya, penulisan kreatif, mendongeng ataupun memasak bersama. Dan yang pasti mengenalkan anak membaca sejak dini serta bersosialisasi bersama teman-temannya," ujar ibu dua anak ini.
Laura mengungkapkan pada kegiatan Klub Baca Ceria juga sering melibatkan peran orang tua di dalamnya, seperti yang dilakukan belum lama ini dilakukan adalah menggelar "field trip" ke Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengunjungi Taman Pintar dan beberapa objek wisata lainnya.
Psikolog anak Dhani Widijanti menjelaskan, pengasuhan anak memang bukan hanya tanggung jawab salah satu pihak, namun semua pihak juga harus selaras agar anak bisa tumbuh dan berkembang maksimal.
"Semisal saat anak sudah bersekolah, kebiasaan di rumah dan di sekolah juga harus selaras," ujarnya yang juga Ketua Yayasan Mutiara Kasih Day Care Semarang.
Menurut Dhani, orang tua dan juga pengajar harus mengetahui karakter masing-masing anak sehingga pola asuh yang diterapkan bisa disesuaikan dengan tiap anak.
"Orang tua harus tahu program yang ada di sekolah, begitu juga sekolah harus selalu ada komunikasi dengan orang tua. Hal ini bisa membuat lingkungan sekolah menjadi nyaman bagi anak," katanya.
Ia mengatakan, anak-anak saat ini hidup di zamannya, bukan di zaman orang tua sehingga orang tua perlu memahami dan mengikuti perkembangan zaman.
Menjadi orang tua, kata dia, juga harus terus belajar dan membuka wawasan agar bisa mendidik anak menjadi pribadi yang baik.
"Memahami itu bukan berarti semua keinginan anak diikuti, tapi setidaknya mengerti tren masa kini misalnya, seperti juga media sosial. Hal ini agar tidak ada benturan antara anak dan orang tua. Begitu juga pengajar agar pengasuhan anak bisa dilakukan dengan cinta kasih karena memahami," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kalangan orang tua berperan utama dalam mendidik anak sebagai upaya pembentukan karakter, meskipun tanggung jawab pendidikan diserahkan kepada pihak sekolah.
"Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting dan tidak dapat digantikan oleh siapapun," katanya.
Menurut Ganjar, pembentukan karakter anak tidak cukup diserahkan kepada lembaga pendidikan dan sekolah sehingga orang tua wajib melakukan komunikasi dengan anaknya guna membangun relasi emosional anak dengan orang tuanya masing-masing.
Politisi PDI Perjuangan itu mengakui jika sekolah juga memiliki tanggung jawab dalam membentuk karakter setiap anak, tapi orang tua tetap yang utama.
"Hal itu harus mendapat dukungan dari masyarakat, tidak bisa diserahkan salah satu, maka orang tua harus mendampingi," ujar ayah Muhammad Zinedine Alam Ganjar.
Ganjar menyebutkan, salah satu bentuk fisik pendampingan orang tua adalah mengantarkan anaknya pada hari pertama masuk sekolah.
Hal itu, kata Ganjar, untuk memberikan dorongan dan pembekalan kepada anak agar mereka bisa nyaman dan senang bersekolah, serta mencari pengalaman baru di tempat yang baru.
Ganjar juga mengajak anak agar selalu melakukan komunikasi dengan orang tuanya saat pulang sekolah tentang apa saja yang dikerjakan di sekolah.
"Orang tua pun seharusnya bisa menyisihkan waktunya untuk berdialog dengan anak karena dengan begitu orang tua dapat melakukan pendampingan dan pengawasan, sementara bagi anak akan terbentuk karakter yang baik," katanya.
Mantan anggota DPR itu berharap pembentukan karakter anak dapat dilakukan sejak dini untuk menata masa depannya sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga, membanggakan orang tuanya, bangsa dan negara.
Pewarta : Wisnu Adhi N.
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025