Harga Minyak Naik Tipis di Tengah Ketegangan Geopolitik
Sabtu, 21 Oktober 2017 07:36 WIB
Militer Irak mengatakan pada Jumat (20/10) bahwa pasukan Peshmerga Kurdi menggunakan roket Jerman untuk berperang melawan pasukan federal Irak, di daerah yang disengketakan di provinsi Kirkuk yang kaya minyak, lapor Xinhua.
Sementara itu, media lokal melaporkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan awal pekan ini bahwa Iran akan mengurangi kesepakatan nuklir internasional 2015 jika Amerika Serikat memilih untuk menghentikannya.
Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu menolak untuk melanjutkan penandatanganan kesepakatan nuklir internasional. Meski, pemantau internasional mengatakan Iran telah mematuhi kesepakatan itu secara penuh.
Trump mengatakan Iran telah melanggar kesepakatan 2015, yang memberlakukan pembatasan kapabilitas nuklir Iran sebagai imbalannya melonggarkan embargo internasional.
Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran mendorong harga minyak naik, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut.
Di bidang data, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS turun tujuh rig menjadi total 736 rig pada minggu ini, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat (20/10).
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, naik 18 sen dolar AS menjadi 51,47 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember, naik 52 sen menjadi ditutup pada 57,75 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Pewarta : Antaranews
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2024