Geliat perfilman anak muda perlu digenjot
Sabtu, 31 Maret 2018 06:57 WIB
"Kalau dibandingkan musik dan seni rupa, memang perfilman di Semarang masih kurang begitu terpantau," katanya, di Semarang, Jumat, saat merefleksikan peringatan Hari Perfilman Nasional yang diperingati setiap 30 Maret.
Akan tetapi, kata dia, sebenarnya mempunyai potensi sangat besar untuk menggerakkan anak-anak muda berkesenian film, apalagi di tengah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang kian pesat.
Mantan Ketua Dewan Kesenian Semarang (Dekase) itu mengatakan geliat perfilman di kalangan anak muda sebenarnya besar didukung dengan kemudahan dan kecanggihan teknologi, seperti telepon seluler (ponsel pintar).
"Sekarang ini, eranya kan digital. Anak-anak muda sudah banyak yang memanfaatkan ponsel pintarnya untuk berkreasi, seperti film pendek yang semakin dimudahkan dengan adanya youtube," katanya.
Namun, diakuinya, geliat perfilman di kalangan anak muda di Kota Semarang masih sebatas komunitas-komunitas kecil yang tidak didukung sepenuhnya oleh pemerintah, padahal potensial sekali jika digarap.
"Saya pernah menjadi juri lomba film pendek. Karya yang masuk, ada dari Solo, Purwokerto, kemudian luar provinsi. Dari Semarang tidak ada," kata pengajar Fakultas Ilmu Bahasa (FIB) Universitas Diponegoro Semarang itu.
Padahal, kata dia, Kota Semarang sering menjadi lokasi syuting film layar lebar, seperti di kawasan Kota Lama Semarang karena banyak lokasi di Kota Atlas yang potensial sekali untuk membikin film.
Menurut dia, dukungan kebijakan dari pemerintah memang sangat penting, termasuk untuk pengembangan perfilman di Semarang dengan mendorong anak-anak muda berkreasi, misalnya dengan lomba film pendek.
"Kalau perlu, berikan pelatihan bagi anak-anak muda tentang film. Ini bagus sekali kalau digarap," kata pria yang pernah terlibat dalam pembuatan beberapa film layar lebar, seperti Gie dan sejumlah iklan itu.
Perfilman, kata dia, merupakan sektor industri kreatif yang berpotensi besar dikembangkan seiring era digital yang memungkinkan anak muda bereksplorasi dengan memanfaatkan kemudahan dan kecanggihan teknologi.
"Sayang sekali kalau tidak dimaksimalkan. Ya, pemerintah harus membantu. Bisa saja ikon-ikon wisata di Kota Semarang dieksplorasi untuk lomba film pendek, dan sebagainya. Kan sekaligus bisa promosi," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024