Dinkes uji jajanan di kantin sekolah
Senin, 2 April 2018 20:51 WIB
Kepala Seksi Farmasi, Makanan, Minuman, dan Alat Kesehatan Dinkes Kota Magelang Dumaria di Magelang, Senin, mengatakan uji sampel juga untuk makanan dan minuman yang dijual para pedagang keliling dengan menggunakan gerobak.
Petugas memasang stiker tanda khusus lolos uji kesehatan di gerobak milik penjual yang dagangannya dinilai layak konsumsi karena bebas dari bahan berbahaya.
Pada 2018, pihaknya melakukan uji terhadap 300 sampel pangan jajan anak sekolah (PJAS) yang dijual di berbagai kantin sekolah, meliputi 77 kantin SD, 23 kantin SMP, dan 37 jajanan yang dijual pedagang keliling.
Tim yang melakukan uji sampel PJAS tersebut antara lain berasal dari Dinkes, puskesmas, sanitarian, Laboratorium Kesehatan Kota Magelang.
Ia mengatakan dari 300 sampel yang diuji, 17 persen di antaranya atau sekitar 52 jajanan mengandung bahan berbahaya, berupa formalin dan rhodamin B yang pengaruhnya dalam jangka panjang bisa buruk terhadap kesehatan.
"Kalau anak-anak sering makan makanan yang mengandung formalin bisa mengalami gangguan proses pertumbuhan, sedangkan konsumsi makanan mengandung rhodamin bisa mengakibatkan gangguan konsentrasi, sulit tidur, hiperaktif dan iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati atau kanker hati," katanya.
Pihaknya melakukan pembinaan terhadap para pedagang jajanan tersebut. Namun, pihaknya juga membutuhkan peranan semua kalangan untuk mengawasi peredaran maupun jajanan yang dikonsumsi anak.
Ia mengemukakan perlunya seleksi jajanan anak-anak yang masuk kantin sekolah agar terjamin kelayakannya. Penempelan stiker tersebut salah satu langkah untuk seleksi jajanan yang lolos uji kesehatan.
Ketua Peguyuban Pedagang Keliling Sekolah Sidomulyo Kota Magelang Hardiman mengatakan secara rutin para anggota peguyuban tersebut melakukan pertemuan untuk membahas terkait dengan penjualan makanan dan minuman jajanan oleh mereka.
"Selalu kita ingatkan kalau membuat dan menjual makanan untuk orang lain harus yang baik," katanya.
Ia mengatakan tidak semua barang dagangan yang mereka jual adalah buatan sendiri, akan tetapi buatan pihak ketiga yang ada bahan berbahaya.
"Dari kita sudah berusaha menjual jajanan yang layak konsumsi, tapi dari pihak ketiganya yang menggunakan bahan berbahaya," katanya. (hms)
Pewarta : Hari
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024