Kepala Bekraf sepakat Soto menjadi lokomotif kekayaan kuliner Indonesia
Sabtu, 14 April 2018 18:03 WIB
Jakarta (Antaranews Jateng) - Kecap Bango produksi PT Unilever Indonesia kembali menghadirkan perhelatan kuliner akbar tahunan Festival Jajanan Bango 2018 pada 14-15 April 2018 di Park & Ride Thamrin 10, Jakarta Pusat.
"Tahun ini sangat istimewa karena bertepatan dengan 90 tahun Bango. Sangat senang pihak pemerintah sangat mendukung mewujudkan pamor makanan lokal baik nasional maupun internasional," ujar Foods Directors PT Unilever Indonesia, Hernie Rahaja, saat membuka Festival Jajanan Bango 2018 di Jakarta, Sabtu.
Untuk menggambarkan lebih jelas mengenai perjalanan 90 tahun jejak kecap Bango, dihadirkan galeri bertema "Warisan Kuliner Nusantara." Festival Jajanan Bango 2018 juga menghadirkan "Kampung Soto" sebagai wujud dari kolaborasi bersama pemerintah.
"Untuk mendukung program pemerintah, Bekraf, sehingga kami juga menghadirkan area Kampung Soto untuk memperlihatkan hidangan Soto yang sangat beragam sebagai ikon kuliner nusantara," kata Hernie.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf juga sepakat bahwa Soto harus menjadi lokomotif kekayaan kuliner Indonesia.
"Sorensat nasgorgad -- Soto, Rendang, Sate, Nasi Goreng, Gado-gado -- memang harus didorong untuk untuk dapat menembus dinding persaingan kuliner asing," ujar Triawan.
Dari 16 subsektor yang diurus Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan mengatakan subsektor kuliner menyumbang 42 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif, dengan angka mencapai lebih dari Rp400 Triliun.
Festival Jajanan Bango 2018 juga didukung oleh Kementerian Pariwisata. Dukungan ini diberikan karena festival kuliner tahunan yang digelar sejak 2005 tersebut dinilai sebagai pionir festival kuliner Nusantara.
Senada dengan Triawan, Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kemenpar, Vita Datau Messakh, juga mengatakan bahwa industri kuliner adalah subsektor yang menyumbangkan PDB tertinggi.
"Kementerian Pariwisata betul-betul merasa terbangu dengan adanya festival ini, karena Kementerian Pariwisata menargetkan 2,3 juta wisatawan kuliner mancanegara di tahun 2019 sehingga ini perlu didukung," kata Vita.
"Top three dari motivasi seorang berwisata ke daerah adalah makanan. Yang juga hebat dari wisata kuliner adalah 30-40 persen uang yang dikeluarkan wisatawan lokal dan mancanegara adalah untuk kuliner," sambung dia.
Menghadirkan 80 kuliner otentik Indonesia, Festival Jajanan Bango 2018 tidak hanya digelar di Jakarta, tetapi akan hadir pula pada 5-6 Mei di Lapangan Karebosi, Makassar.
"Kami percaya Festival ini dapat mengajak masyarakat luas mengenal dan mencintai berbagai jajanan nusantara, serta mempopulerkan sekaligus melestarikan wisata kuliner nasional," ujar Hernie.(Editor : AA Ariwibowo).
"Tahun ini sangat istimewa karena bertepatan dengan 90 tahun Bango. Sangat senang pihak pemerintah sangat mendukung mewujudkan pamor makanan lokal baik nasional maupun internasional," ujar Foods Directors PT Unilever Indonesia, Hernie Rahaja, saat membuka Festival Jajanan Bango 2018 di Jakarta, Sabtu.
Untuk menggambarkan lebih jelas mengenai perjalanan 90 tahun jejak kecap Bango, dihadirkan galeri bertema "Warisan Kuliner Nusantara." Festival Jajanan Bango 2018 juga menghadirkan "Kampung Soto" sebagai wujud dari kolaborasi bersama pemerintah.
"Untuk mendukung program pemerintah, Bekraf, sehingga kami juga menghadirkan area Kampung Soto untuk memperlihatkan hidangan Soto yang sangat beragam sebagai ikon kuliner nusantara," kata Hernie.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf juga sepakat bahwa Soto harus menjadi lokomotif kekayaan kuliner Indonesia.
"Sorensat nasgorgad -- Soto, Rendang, Sate, Nasi Goreng, Gado-gado -- memang harus didorong untuk untuk dapat menembus dinding persaingan kuliner asing," ujar Triawan.
Dari 16 subsektor yang diurus Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan mengatakan subsektor kuliner menyumbang 42 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif, dengan angka mencapai lebih dari Rp400 Triliun.
Festival Jajanan Bango 2018 juga didukung oleh Kementerian Pariwisata. Dukungan ini diberikan karena festival kuliner tahunan yang digelar sejak 2005 tersebut dinilai sebagai pionir festival kuliner Nusantara.
Senada dengan Triawan, Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kemenpar, Vita Datau Messakh, juga mengatakan bahwa industri kuliner adalah subsektor yang menyumbangkan PDB tertinggi.
"Kementerian Pariwisata betul-betul merasa terbangu dengan adanya festival ini, karena Kementerian Pariwisata menargetkan 2,3 juta wisatawan kuliner mancanegara di tahun 2019 sehingga ini perlu didukung," kata Vita.
"Top three dari motivasi seorang berwisata ke daerah adalah makanan. Yang juga hebat dari wisata kuliner adalah 30-40 persen uang yang dikeluarkan wisatawan lokal dan mancanegara adalah untuk kuliner," sambung dia.
Menghadirkan 80 kuliner otentik Indonesia, Festival Jajanan Bango 2018 tidak hanya digelar di Jakarta, tetapi akan hadir pula pada 5-6 Mei di Lapangan Karebosi, Makassar.
"Kami percaya Festival ini dapat mengajak masyarakat luas mengenal dan mencintai berbagai jajanan nusantara, serta mempopulerkan sekaligus melestarikan wisata kuliner nasional," ujar Hernie.(Editor : AA Ariwibowo).
Pewarta : Arindra Meodia
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024