Logo Header Antaranews Jateng

Warga Jepara demo tolak pornografi

Minggu, 15 April 2018 20:18 WIB
Image Print
Puluhan warga Jepara, Jawa Tengah, dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak pornografi di kawasan tugu Kartini Jepara, Minggu (15/4). Pengunjuk rasa juga mengecam adanya pertunjukan tarian erotis di Pantai Kartini Jepara saat perayaan ulang tahun salah satu klub motor pada hari Sabtu (14/4) . (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Jepara (Antaranews Jateng) - Puluhan warga Jepara, Jawa Tengah, dari berbagai elemen masyarakat menggelar aksi unjuk rasa menolak pornografi serta mengecam adanya pertunjukan tarian erotis di Pantai Kartini Jepara saat perayaan ulang tahun salah satu klub motor, Minggu.

Aksi unjuk rasa warga Jepara tersebut digelar di kawasan tugu Kartini dengan mengusung spanduk bertuliskan "tolak pornografi di Jepara" serta sejumlah poster yang bertuliskan "kami menolak pentas porno, kado pahit HUT ke-469 Jepara, jangan kotori bumi Kartini, perempuan Jepara mengutuk dan selamatkan anak-anak kita,".

Selain digelar orasi, para pengunjuk rasa juga menggalang tanda tangan dukungan menolak aksi pornografi di muka umum terjadi lagi di Kabupaten Jepara.

Ketua Yayasan Kartini Indonesia Hadi Priyanto di Jepara, Minggu mengaku sangat menyesalkan terjadinya peristiwa pornoaksi di Pantai Kartini pada Sabtu (14/4) yang sangat tidak layak dan patut ditonton.

Aksi tersebut, lanjut dia, bertolak belakang dengan semangat emansipasi dan keseteraan yang dicita-citakan RA Kartini.

"Kami juga menyayangkan adanya pertunjukan tarian erotis yang kebetulan pada hari yang sama tengah umat Islam sedang merayakan libur nasional yang bertepatan dengan peringatan Isra Miraj," ujarnya.

Ia menganggap acara tersebut masuk dalam pelanggaran peraturan dan perundang-undangan terkait pornoaksi yang bisa menimbulkan keresahan secara meluas.

Hal itu, lanjut dia, sama sekali tidak mendidik bagi keluarga, khususnya anak-anak dan generasi penerus.

Kebebasan berekspresi, lanjut dia, tidak berarti sebebas-besarnya tanpa menghiraukan dan menghormati pandangan masayrakat dan etika umum.

Peristiwa tersebut, dikhawatirkan juga bisa berdampak buruk bagi pariwisata Jepara.

Apalagi, kata dia, wisata menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Jepara.?

Agar kasus serupa tidak terulang, dia mendukung langkah polisi untuk memproses insiden tersebut secara hukum.

Ia mengimbau masyarakat di Kabupaten Jepara untuk menyikapi kejadian tersebut secara proporsional dan tetap dilandasi semangat damai.?

Sekretaris Dewan Kesenian Daerah Jepara Rhobi Sani menambahkan bahwa aksi erotisme yang ditunjukan pada saat acara perayaan ulang tahun salah satu klub motor di Jepara jelas menyinggung seniman di Bumi Kartini.

Adanya pembatasan pentas hiburan dangdut yang terjadi belakangan ini, lanjut dia, para seniman dangdut Jepara berupaya menjaga agar tidak bersinggungan dengan pornoaksi.

"Ketika pertunjukan kesenian dibatasi, pentas hiburan dangdut dan band tidak boleh diselenggarakan malam hari, biduan harus berpakaian sopan, musik dangdut tak boleh menggunakan DJ, akan tetapi sangat mencengangkan ada pertunjukan `sexy dance` yang hanya mengenakan pakaian minim," ujarnya.

Meskipun demikian, dia tetap menyanjung kinerja Polres Jepara yang langsung sigap menangani perkara ini.

Ia berharap peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi kelompok kesenian lain di Jepara.

Tarian erotis yang diperankan oleh tiga penari tersebut juga terekam video dan menjadi viral (virus virtual) di media sosial.

Pewarta :
Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024