Logo Header Antaranews Jateng

Importir diusulkan tanam bawang putih 20 persen

Kamis, 19 April 2018 22:53 WIB
Image Print
Anggota Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto menunjukkan bawang putih hasil panen petani di Desa Glepansari, Kecamatan kandangan, Kabupaten Temanggung. (Heru Suyitno)
Temanggung (Antaranews Jateng) - Komisi IV DPR RI mengusulkan penambahan kewajiban bagi importir bawang putih untuk menanam bawang putih melalui kemitraan dengan petani minimal 20 persen dari kuota impor.

Ketua Panja Bawang Putih Komisi IV DPR RI Rahmad Handoyo di Temanggung, Kamis, mengatakan hal ini untuk mendukung pencapaian swasembada bawang putih yang ditarget pada 2021.

"Tidak mungkin swasembada bawang putih bila kewajiban importir hanya lima persen dari kuota impor, Komisi IV usulkan menjadi 20 persen," katanya dalam kunjungan kerja pengembangan bawang putih di Desa Glapansari, Kecamatan Parakan, Temanggung.

Ia mengatakan kebutuhan bawang putih Indonesia sekitar 550 ribu ton per tahun, 95 persen di antaranya merupakan bawang impor. Jika importir yang hanya segelintir itu menggoyang harga maka petani yang dirugikan.

"Jika importir menurunkan harga petani rugi, karena bawang lokal tidak terbeli," katanya.

Ia mengatakan bila importir tidak mau bermitra dengan petani sebanyak 20 persen dari kuota impor maka pemerintah dapat menghentikan atau mencoretnya untuk diganti dengan importir lainnya. Bila tetap tidak mau maka dapat ditangani BUMN.

Anggota DPR RI Komisi IV Titiek Soeharto mengatakan DPR tidak ingin Indonesia terus dibanjiri bawang impor setidaknya tiga tahun ke depan harus swasembada.

"Di Desa Glapansari berhasil mengembangkan bawang putih dengan kualitas bagus dan produktivitas tinggi. Kalau di sini bisa maka daerah lain juga bisa, maka perlu dikembangkan di daerah lain agar bisa swasembada bawang putih," katanya.

Pejabat sementara Bupati Temanggung Sudaryanto mengatakan penanaman bawang putih di Kabupaten Temanggung tersebar di 12 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada, dengan potensi luas lahan sekitar 17 ribu hektare.

"Belum semua lahan ditanami bawang putih, baru sebagian saja yang ditanami. Di Desa Glapansari sebagai proyek percontohan dan ini sangat luar biasa potensinya," katanya.

Ia mengatakan varietas lumbu hijau dan lumbu kuning sangat cocok ditanam di wilayah Temanggung dengan produktivitas sekitar 10 hingga 12 ton per hektare. Jika kerja keras maka swasembada akan tercapai dan berkelanjutan

Ia menuturkan permasalahan mendasar bawang putih adalah pemasaran dan harga yang fluktuatif. Saat ini harga berkisar Rp27 ribu hingga Rp33 ribu per kilogram.

"Ini menguntungkan petani dan menjadi semangat bagi petani, tetapi bila harga jatuh petani sangat merugi bahkan tidak bisa untuk pembiayaan modal untuk musim tanam berikutnya. Perlu regulasi yang propetani dan impor yang merugikan petani harus dihentikan," katanya.

 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2025