Mampukah Gerbang Tol Manyaran Menyambut Pemudik?
Jumat, 1 Juni 2018 14:11 WIB
Pada arus mudik Lebaran tahun ini, jalur tol tersebut bakal digunakan meski sebagian masih berupa tol fungsional.
Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Polisi Royke Lumowa manyatakan jalan tol Trans Jawa yang sudah tersambung mulai Jakarta hingga Surabaya akan meningkatkan minat masyarakat melalui jalan bebas hambatan itu saat mudik Lebaran 2018.
"Masyarakat akan berbondong-bondong lewat jalan tol. Jalan tol penuh, arteri sepi," kata Irjen Royke.
Hal tersebut, lanjut dia, dikhawatirkan akan terjadi seperti 2016 saat pintu keluar tol Brebes Timur atau Brexit macet total.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan arus mudik Lebaran tahun lalu, lanjut dia, menjadi kerawanan yang harus diantisipasi tahun ini karena harapan masyarakat cukup tinggi.
Tersambungnya ruas tol Trans Jawa tersebut, kata dia, harua didukung pula dengan ketersediaan fasilitas, seperti SPBU dan tempat istirahat.
Oleh karena itu, menurut dia, telah disiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi persoalan yang mungkin terjadi saat mudik Lebaran nanti.
Menurut dia, seluruh pemangku kepentingan harus memiliki keterpaduan yang melekat saat pelaksanaan Operasi Ketupat 2018.
Selain itu, lanjut dia, seluruh moda transportasi harus dioptimalkan untuk mengurangi volume kendaraan pribadi.
Jenderal berbintang dua emas ini menuturkan seluruh infrastruktur transportasi harus bebas hambatan dan siap digunakan saat mudik Lebaran.
"Kami akan cek terus untuk mengingatkan pelaksana proyek," katanya.
Kepolisian juga akan menyiapkan aplikasi yang dimungkinkan bisa meramalkan kemacetan.
Menurut dia, pada Lebaran kali ini titik kemacetan diperkirakan akan terjadi di pintu tol Krapyak, Kota Semarang.
Gerbang tol Manyaran sendiri diperkirakan menjadi salah satu titik kemacetan kendaraan mengingat posisinya yang merupakan pertemuan kendaraan dari jalur tol fungsional Batang-Semarang serta kendaraan dari jalur pantura yang masuk melalui pintu keluar Krapyak.
PT Jasa Marga Cabang Semarang memperkirakan jumlah kendaraan yang akan melintas gerbang tol Manyaran yang merupakan titik pertemuan antara ruas tol Batang-Semarang dengan tol dalam Kota Semarang mencapai 42 ribu unit saat puncak mudik Lebaran.
"Tahun ini diperkirakan mencapai 43 ribu, tahun lalu puncaknya sekitar 36 ribu," kata General Manajer PT Jasa Marga Cabang Semarang Johannes Mancelly.
Puncak arus mudik sendiri diperkirakan terjadi pada H-5 Lebaran.
Johannes mengatakan sejumlah antisipasi sudah dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan saat arus mudik itu.
Menurut dia, jumlah gardu transaksi di gerbang tol Manyaran sudah ditambah dari 8 menjadi 12.
Selain itu, kata dia, rekayasa lalu lintas juga dipersiapkan jika terjadi antrean panjang.
"Kami akan berlakukan `contra flow` untuk mengurangi antrean kendaraan," katanya.
Ubah sistem penarifan
Dalam waktu dekat, kata Johannes, sistem penarifan pada ruas tol di Ibu Kota Jawa Tengah itu akan diubah untuk melancarkan arus kendaraan yang melalui jalan bebas hambatan itu.
Menurut dia, sistem penarifan merata dengan tarif tunggal itu akan menghilangkan gardu di pintu keluar empat gerbang tol.
"Nantinya transaksi di akses keluar gerbang tol Tembalang, Manyaran, Muktiharjo dan Gayamsari akan dihilangkan," katanya.
Ia menjelaskan pengguna tol nantinya hanya cukup membayar sekali saat masuk.
Sistem ini nanti, lanjut dia, juga akan terintegerasi dengan ruas tol Semarang-Solo.
Dengan sistem baru ini, diharapkan kemacetan yang kerap terjadi di gerbang tol Tembalang bisa dihilangkan
Sementara itu, PT Trans Marga Jateng, pengelola tol Semarang-Solo, menyiapkan 32 mobile reader di gerbang tol Banyumanik, Kota Semarang, untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat arus mudik Lebaran nanti.
Manajer Operasional PT Trans Marga Jateng Fauzi Abdulrahman mengatakan, kepadatan kendaraan di gerbang tol Banyumanik diperkirakan meningkat menyusul pemberlakuan sistem penarifan baru di jalur tol dalam Kota Semarang.
"Pada sistem penarifan yang baru itu transaksi pembayaran di pintu keluar tol Tembalang akan dihilangkan," katanya.
Dengan demikian, lanjut Fauzi, kendaraan yang akan masuk tol Semarang-Solo akan semakin cepat mengingat tidak ada lagi hambatan di gerbang Tembalang.
Kondisi itu diperkirakan akan semakin bertambah saat arus mudik Lebaran.
Oleh karena itu, kata dia, untuk mempercepat transaksi pembayaran jika nantinya terjadi antrean panjang akan digunakan mobile reader.
Saat ini, kata dia, terdapat sembilan gardu tol yang bisa dioperasikan maksimal jika terjadi kepadatan kendaraan.
Ia menjelaskan skenario lain untuk mengantisipasi kemacetan panjang yang mungkin terjadi di titik itu.
"Kalau kemacetan sudah mencapai 2 km, akan kami alihkan melalui jalur umum," katanya.
Antisipasi lebih baik
Wakil Ketua Komisi IV DPR Dito Ganinduto mengatakan penyelenggaraan arus mudik ini harus lebih nyaman dan cepat dibanding tahun sebelumnya karena jalan tol mulai Jakarta hingga Surabaya hampir tersambung.
"Mobil akan lebih banyak yang masuk, jangan sampai terjadi antrean," katanya.
Dito meminta penyelenggaraan arus mudik kali ini jangan sampai mengulang tragedi pintu keluar tol Brebes Timur.
Penyelenggara jalan tol, lanjut dia, diminta untuk berkoordinasi dengan Pertamina untuk menyediaan BBM di ruas tol.
"Pertamina siapkan BBM di rest area, kendaraan jangan sampai kehabisan BBM di dalam tol," katanya.
Sementara Kapolda Jawa Tengah Irjen Polisi Condro Kirono mengatakan petugas gabungan akan disiagakan di setiap lima kilometer di sepanjang tol fungsional yang akan dioperasikan saat arus mudik dan balik Lebaran.
"Setiap lima kilometer akan disiagakan mobil patroli gabungan Brimob dan Lalu Lintas untuk membantu pemudik," katanya.
Menurut dia, tol fungsional dari Pemalang hingga Semarang kondisinya memang masih ada beberapa kekurangan.
Salah satu kekurangannya, lanjut dia, berkaitan dengan masalah penerangan.
Untuk membantu pada pemudik, kata dia, di setiap 10 kilometer akan dibangun area istirahat.
"Di `rest area` ini sudah ada penerangan, termasuk disiagakan petugas gabungan termasuk dari TNI-Polri," katanya.
Salah satu perhatian utama dalam pengamanan arus mudik dan balik Lebaran, lanjut dia, gerbang Tol Manyaran yang merupakan titik akhir dari jalur tol fungsional Batang-Semarang.
Condro sudah meminta pengelola tol untuk membuka penuh seluruh gerbang tol agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
"Kalau memang terjadi kemacetan akan dialihkan ke luar ke jalur biasa," katanya.?
Sementara itu, pengamat transportasi Undip Semarang Wicaksono menilai sistem baru ini akan menghilangkan kemacetan yang sering terjadi di ruas tol Semarang di jam-jam tertentu.
Meski demikian, lanjut Wicaksono, tetap harus dipersiapkan antisipasi dari dampak sistem baru tersebut.
"Kemacetan dimungkinkan beralih ke jalan umum karena di ruas tol sudah lancar," katanya.
Berkaitan dengan penutupan sejumlah gardu tol di ruas tol dalam Kota Semarang, ia meminta bangunan fisik itu harus ikut dibongkar.
"Kalau ditutup, bangunan fisik harus dihilangkan karena keberadaan gardu itu tetap akan menyebabkan pelambatan," katanya.
Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024