Warga Semarang keluhkan lubang jamban komunal mangkrak
Selasa, 11 Desember 2018 19:58 WIB
"Sudah ada tiga anak warga sini yang jatuh, terperosok di lubang ini. Ya, lecet-lecet. Kebetulan, saya pas di lokasi," kata Ketua Rukun Tetangga 5/RW IV, Kembangsari, Zaenuri, di Semarang, Selasa.
Keberadaan lubang berukuran 4x2,5 meter dengan kedalaman sekitar 3-4 meter itu, kata dia, rencananya untuk pembangunan fasilitas jamban komunal untuk keperluan warga sekitar.
Namun, kata dia, sudah sejak tiga pekan ini proyek terbengkelai sehingga meninggalkan empat lubang cukup dalam, yang membahayakan warga sekitar dan tumbukan material proyek.
Empat lubang bakal "septic tank" itu lokasinya terpencar di perkampungan tersebut, ada yang berada di samping rumah warga, namun ada pula yang berada persis di depan pintu rumah.
Yang jelas, kata dia, pengerjaan proyek tersebut tidak berkoordinasi dengan warga dan pengurus RT, termasuk penghentian proyek yang juga tidak diketahui alasannya oleh warga.
Bahkan, ia juga tidak mengerti pembuatan MCK komunal tersebut merupakan proyek Pemerintah Kota Semarang atau bukan karena tidak ada penjelasan lebih lanjut.
"Enggak tahu juga (berhenti, red.). Bu Lurah sempat ngomong jika proyek ini mandek karena anggarannya belum turun lagi. Kalau hujan, luban-lubang ini penuh air," katanya.
Warga lain, Tarmo menginginkan proyek tersebut segera diselesaikan agar fasilitas itu bisa segera dipakai dan tidak meninggalkan lubang-lubang menganga yang membahayakan.
"Mereka pemborong ini naruh material seenaknya, kami tidak pernah diajak ngomong. Untung, material tetap kami jaga. Kalau ini (material, red.) di wilayah lain sudah habis dicuri," katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi yang meninjau lokasi itu menyayangkan mangkraknya proyek dan tidak adanya koordinasi baik dari pihak kelurahan kepada warga.
"Kami temukan ada empat lubang proyek yang sudah mangkrak tiga minggu. Lubang-lubang ini membahayakan. Kenyataannya, sudah ada tiga anak terperosok," katanya.
Supriyadi akan segera meminta kejelasan kelanjutan proyek tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab, sebab belum diketahui apakah proyek pemerintah kota, provinsi, atau pusat.
"Itu proyek jamban komunal bagi warga miskin agar tidak lagi buang air besar di sungai. Kami akan pastikan itu proyek pemkot atau siapa agar bisa segera ditindaklanjuti," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024