Ketua STIKOM: Program aplikatif yang diperdebatkan dalam Debat Pilpres 2019
Jumat, 25 Januari 2019 23:41 WIB
Janji yang disampaikan tentu akan ditagih dengan pembuktian ketika sudah terpilih.Semarang (Antaranews Jateng) - Pada debat kedua calon presiden, 17 Februari mendatang, seyogianya memperdebatkan program aplikatif, kata pakar komunikasi STIKOM Semarang Gunawan Witjaksana, Jumat malam.
Dalam Ilmu "Public Relations", menurut Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si., janji yang disampaikan tentu akan ditagih dengan pembuktian ketika sudah terpilih.
Gunawan mengemukakan hal itu di Semarang ketika merespons pernyataan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi DKI Jakarta Prof. Ahmad Syafii Mufid di Jakarta, Jumat.
Ahmad Syafii Mufid mengatakan bahwa perdebatan hendaknya mengarah pada cara memecahkan persoalan bangsa dengan sebaik-baiknya, bukan pada persoalan personal sehingga lebih produktif bagi bangsa ini.
"Ya, memang seharusnya yang diperdebatkan itu adalah program yang aplikatif," kata Gunawan yang juga Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.
Oleh sebab itu, kata Gunawan, petahana biasanya menyampaikan kinerjanya karena dalam Ilmu "Public Relations", kinerja berkata lebih nyaring ketimbang wacana, terlebih bila kinerjanya dianggap baik.
Bagi penantang, menurut dia, tantangannya lebih berat karena harus mengetahui apa kebutuhan riil calon pemilihnya.
"Intinya saling mengadu program yang aplikatif serta informatif menjadi kata kunci karena akan digunakan para calon pemilih rasional dalam menentukan pilihan," kata Gunawan.
Dalam Pemilu Presiden RI pada tanggal 17 April 2019 diikuti dua pasangan calon, yakni Pasangan Calon Nomor Urut 01 Joko Widodo/K.H. Ma'ruf Amin dan Pasangan Calon Nomor Urut 02 Prabowo Subianto/Sandiaga Uno.
Pewarta : Kliwon
Editor:
D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2024