Logo Header Antaranews Jateng

Ulama diajak "turun gunung" dinginkan suhu politik

Senin, 22 April 2019 16:53 WIB
Image Print
Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah K.H. Muhyiddin (kiri) dan Ketua Takmir Masjid Agung Semarang, K.H. Hanief Ismail Lc (kanan) (Foto: Dok. MUI Jateng)
Semarang (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah mengajak ulama dari berbagai daerah "turun gunung" dengan memberi tausiyah melalui pengajian untuk mendinginkan suhu politik yang masih panas setelah Pemilu 2019. 

Sekretaris Umum MUI Jawa Tengah K.H. Muhyiddin di Semarang, Senin, mengajak umat menikmati suasana pascapemilu dengan damai dan penuh persaudaraan.

Menurut dia, munculnya situasi panas ini justru saat pencoblosan pada 17 April 2019 usai dilaksanakan.

Ajakan tersebut disampaikan saat dialog interaktif yang ditayangkan TVKU, Senin (22/4), membahas urgensi penguatan ukhuwah pasca-Pemilu 2019 pada 17 April lalu.

Dialog interaktif berdurasi 1 jam yang dipandu Myra Azzahra itu juga menghadirkan Ketua Takmir Masjid Agung Semarang, K.H. Hanief Ismail Lc.

Muhyiddin yang juga Sekretaris DPP Masjid Agung Jawa Tengah menegaskan situasi panas yang dipicu hasil hitungan cepat yang dilansir sejumlah lembaga survei itu sebagai akibat euforia atas klaim kemenangan dari kedua pihak.

"Padahal, penghitungan oleh KPU belum final. Maka menjadi tugas para ulama untuk ‘turun gunung’ menyampaikan tausiyah dan pencerahan agar masyarakat menikmati suasana damai pascapemilu, bukan malah hanyut menambah suasana panas," ujar Muhyiddin sebagaimana dikutip dalam siaran pers MUI Jateng.

"Pasca-Pemilu 2019, saatnya kita menguatkan persaudaraan, bukan malah memperpanjang pertikaian. Tidak perlu mengklaim kemenangan karena nanti KPU yang akan mengumumkan," katanya.

Hanief Ismal menyatakan menguatnya ujaran kebencian, ejekan, menjelek-jelekkan pihak lain, hingga perkataan yang tidak pantas itu sebagai perbuatan yang tidak berahlakul karimah.

Allah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 103, "Janganlah suatu kaum menghina kaum yang lain. Bisa jadi yang dihina justru lebih baik di mata Allah. Maka jangan mencela sesama muslim dan panggilan yang jelek karena hal tersebut tergolong perbuatan zalim yang akan jauh dari rahmat Allah."

Sesama muslim, ia menegaskan, itu bersaudara dengan perumpamaan satu tubuh, bila ada bagian yang sakit maka semua akan merasakan sakit.

"Ketika Pemilu 2019 usai maka wajib bersyukur dapat berjalan lancar dan damai. Pemilu dalam pandangan Islam merupakan kewajiban sebagai warga negara yang harus disukseskan," demikian Hanief Ismail.

“Maka tidak perlu ada intrik-intrik yang menjurus pada ‘panasnya’ suasana. Sambil menunggu pengumuman resmi, marilah kita berharap bakal terpilih pemimpin yang amanah,” tegasnya.



 

Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024