Logo Header Antaranews Jateng

Sumbat pintu air, sedimentasi Bendung Wilalung Kudus mulai dikeruk

Kamis, 25 Juli 2019 11:04 WIB
Image Print
Kondisi sedimentasi di Pintu Banjir Bendung Wilalung di Desa kalirejo Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (Foto : Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (ANTARA) - Sedimentasi di kawasan Pintu Banjir Bendung Wilalung di Desa kalirejo Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai dikeruk karena menyumbat pintu bendung sehingga mengganggu kelancaran aliran air sungai.

Menurut Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Serang Lusi Juwana Noviyanto di Kudus, Kamis, pengerukan tersebut memanfaatkan debit air yang rendah sehingga pengerukan sedimentasi lebih mudah.

Pengerukan sedimentasi yang menutupi pintu bendung, kata dia, dilakukan pada pintu nomor enam, tujuh dan delapan.

Dengan pengerukan sedimentasi, diharapkan aliran air yang keluar dari pintu bendung lebih lancar.

Kegiatan tersebut, katanya, ditangani langsung oleh Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.

Kordinator Lapangan Pintu Banjir Bendung Wilalung Noor Ali menjelaskan saat musim kemarau memang dilakukan pengerukan sedimentasi Bendung Wilalung.

Baca juga: Sedimentasi di Pelabuhan Pekalongan disesaki sampah plastik

Tingkat sedimentasinya, lanjut dia, bisa mencapai 3 meter.

Pengerukan sedimentasi dimulai sejak hari Selasa (23/7), terutama di pintu enam, tujuh dan delapan.

Hal itu, lanjut dia, dilakukan karena lapisan sedimen yang di dekat pintu yang akan diperbaiki memiliki kedalaman 2,5 meter hingga 3 meter.

Pengerukan sedimentasi dijadwalkan dilakukan selama dua pekan.

Setelah pengerukan, kata dia, pintu air akan diperbaiki karena ada yang rusak.

Pintu Bendung Wilalung akan difungsikan manakala terjadi kiriman banjir dari sungai yang ada di sampingnya.

"Kalau ada banjir kiriman dari selatan, bisa siaga. Pintu air yang menuju ke Sungai Juwana," ujarnya. 

Baca juga: Pengerukan sedimentasi sungai BKT Semarang dimulai
Baca juga: Sedimentasi Pelabuhan Pekalongan capai 10 sentimeter/bulan


Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024