Logo Header Antaranews Jateng

Indonesia antisipasi masuknya varian baru virus corona dari Inggris

Jumat, 25 Desember 2020 07:59 WIB
Image Print
Ketua Satgas Penanganan COVID-19/Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo. ANTARA/Virna P Setyorini

Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan pemerintah melakukan antisipasi masuknya varian baru virus corona dari Inggris yang disebut 70 persen lebih menginfeksi dan sudah terdeteksi di Australia dan Singapura.

Doni dalam talkshow "Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi" secara daring dari Jakarta, Kamis (24/12), mengatakan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sudah melakukan rapat tingkat menteri dan mengundang para pakar epidemiologi dan kesehatan untuk dapat memberi masukan pada pemerintah pada pekan sebelumnya.

Setelah Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk tidak memberikan libur panjang berturut-turut, maka libur Natal dan Tahun Baru "dipenggal" sehingga waktunya tidak terlalu panjang guna menghindari peningkatan angka penularan COVID-19.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 juga berupaya membatasi penularan dengan surat edaran, membatasi perjalanan wargan negara asing dan Warga Negara Indonesia (WNI) dari beberapa negara tertentu yang teridentifikasi sudah ada infeksi SARS-CoV-2 dari Inggris.

"Pemerintah beri larangan pada warga negara yang berasal dari Inggris, mudah-mudahan bisa lindungi warga kita di Tanah Air. Biasanya warga asing yang tiba di Indonesia harus memberikan hasil swab, lalu dilakukan lagi swab begitu tiba di Tanah Air dan harus menunggu hasilnya keluar sambil wajib karantina mandiri di tempat yang diatur pemerintah selama lima hari lalu diulang lagi swab PCR-nya," ujar Doni.

Ia mengatakan diharapkan dengan cara tersebut akan lebih efektif melindungi masyarakat, mengingat sejak Maret lalu tim Satgas Penanganan COVID-19 bersama Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Imigrasi, PT Angkasa Pura, PT Pelindo yang ikut mendapatkan hampir 3.000 angka positif COVID-19 dari mereka yang masuk ke Indonesia.

"Jadi ada puluhan ribu orang yang datang ternyata terjaring hampir tiga ribu, mungkin 2.800 orang terjaring COVID-19. Kalau petugas kita di bandara dan pintu masuk tidak optimal tentu kasus akan semakin banyak. Maka pada kesempatan ini saya sebagai Ketua Satgas berterima kasih sebesar-besarnya untuk semua unsur di lapangan, termasuk di Kantor Kesehatan Pelabuhan, unsur TNI dan Polri serta relawan juga tentunya untuk cegah COVID-19 di masyarakat," katanya.

Sejumlah negara mempromosikan bahwa warganya negatif COVID-19, namun ternyata setidaknya ada 100 orang terjaring pemeriksaan infeksi SARS-CoV-2. "Walau swab hasilnya negatif, diulang lagi ternyata positif," ujar Doni.

Jadi, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak boleh kendor dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus diterapkan karena sebagai modal sosial untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19, mengingat tidak tahu kapan pandemi akan berakhir.

Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan belum ada bukti bahwa varian baru virus corona baru dari Inggris menyebar di Indonesia, meski genomic surveillance Indonesia tidak secanggih Inggris.

Ia juga mengatakan meski di Australia dan Singapura sudah terdeteksi dirinya meminta masyarakat tidak terlalu resah mengingat belum terbukti betul secara ilmiah varian baru virus corona baru dari Inggris tersebut menimbulkan keparahan penyakit.

Menurut dia, masih perlu bukti lebih lanjut untuk mengetahui efek yang ditimbulkan virus varian baru tersebut. Dan dirinya menyarankan untuk mengikuti praktik terbaik yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
 



Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024