Kisah sukses batik Rajasamas binaan Pertamina Cilacap
Senin, 18 Januari 2021 13:44 WIB
Pada setiap lembar kain batik Rajasamas mendeskripsikan sejarah perjuangan masyarakat JawaCilacap (ANTARA) - Sebuah ungkapan menyebutkan "lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya". Kalimat bijak ini mengingatkan bahwa setiap daerah tentu memiliki ciri dan kekhasan.
Mengidentifikasi ciri khas suatu daerah bisa dilakukan dengan mengamati kesenian, tradisi, budaya, hingga kerajinan. Termasuk dalam hal ini adalah melihat motif khas kain batik yang saat ini semakin kaya, menonjolkan masing-masing kearifan lokal.
Tak terkecuali di Kabupaten Cilacap, salah satu mitra binaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV bidang kerajinan adalah batik Rajasamas yang berlokasi di Jalan Penatusan Timur, Desa Maos Kidul, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap.
Lebih dari sekadar kerajinan dari tangan-tangan terampil para perajin, batik Rajasamas menjadi duta yang mengangkat ciri khas Cilacap sebagai wilayah pesisir ke kancah internasional.
Batik Rajasamas merupakan buah dari ketekunan sejoli Euis Rohani dan Tonik Sudarmaji yang sudah cukup lama menjalankan usaha. Pengalaman merintis dan jatuh bangun membangun usaha kerajinan batik, mewarnai perjalanan panjang pasangan ini.
"Kami membangun usaha mulai tahun 2001. Waktu itu bisnis garmen di Bandung, bahkan sudah bisa ekspor ke Inggris. Namun usaha ini jatuh dan kami putuskan pindah ke kampung halaman suami di Cilacap," kata Euis saat menceritakan kisah Rajasamas.
Selanjutnya, pada 2008 menjadi awal kebangkitan usaha mereka dengan beralih menjadi perajin batik. Euis menuturkan, batik Rajasama menjadi salah satu peninggalan bersejarah yang belum terekspos maksimal meski memiliki ciri khas tersendiri.
"Pada setiap lembar kain batik Rajasamas mendeskripsikan sejarah perjuangan masyarakat Jawa. Tentang pedoman hidup bahkan sandi-sandi peperangan di masa perang Pangeran Dipenogoro," jelasnya.
Euis dibantu suaminya kini merajai dunia batik khususnya di Cilacap dengan mengaryakan 10 orang tenaga kerja lepas dan 80 orang tenaga borongan. "Alhamdulillah melalui usaha kami, masyarakat di lingkungan dapat turut nguri-nguri warisan budaya lokal nenek moyang," ucapnya.
Baca juga: Pelaku UMKM di Cilacap sambut baik pembukaan sektor pariwisata
Kini, Rajasamas mulai dikenal khalayak pecinta batik tidak hanya di Cilacap, namun sudah mendunia. Banyak instansi lokal yang memesan baik secara custom atau sesuai apa adanya.
Tidak hanya itu, nama batik ini juga sudah bergaung di kancah pameran internasional yang digelar hampir di 20 negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Australia, Jordania, Arab Saudi, Bangladesh, India, Srilanka, hingga Spanyol, Belanda, Turki, Philipina Rusia, Italia bahkan Kota Paris, Perancis yang dikenal sebagai pusat mode dunia.
Untuk pameran lokal, Rajasamas turut berkecimpung di ajang Inacraft yang merupakan wadah bagi produsen dan eksportir handicraft di bawah Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia, The Jakarta International Handicraft Trade Fair.
Lalu, di ajang Indonesia International Furniture Expo (IFEX), gelar multi produk Trade Expo Indonesia (TEI), Adiwastra Nusantara, Crafina, dan ajang Indocraft yang merupakan pameran dagang terkemuka untuk industri batik dan kerajinan di Indonesia yang didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM, dan lain-lain.
Memasuki masa pandemi COVID-19, wanita berlogat asli Sunda ini mengaku sama sekali tidak berpengaruh terhadap aktivitas produksi. "Kendalanya hanya di pemasaran yang anjlok hampir 80%. Untungnya masih terbantu dengan pemasaran secara online yang sudah dilakukan bahkan jauh sebelum masa pandemi," kata Euis.
Pihaknya bersyukur menjadi bermitra dengan Pertamina semakin memperluas pasar dan menambah jaringan usaha. "Selain juga membuka kesempatan silaturahmi, saya berharap melalui pendampingan dari Pertamina keterampilan dan pengetahuan saya akan bertambah. Semoga saja lebih banyak lagi bidang usaha yang bisa menjadi mitra binaan Pertamina," imbuh Euis.
Area Manager Communication, Relations, and CSR RU IV Cilacap Hatim Ilwan mengatakan di tengah kondisi pandemi COVID-19, pembinaan secara masif terus dilakukan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan melalui Program Kemitraan (PK).
Baca juga: PertaminaRU IV Cilacap uji coba produksi Green Diesel dan Green Avtur
Baca juga: Pertamina lakukan "lifting" perdana di Kilang Cilacap
"Sejumlah program terus kami susun untuk mendorong agar UMKM dapat naik kelas," ujarnya.
Pewarta : KSM
Editor:
Sumarwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024