Logo Header Antaranews Jateng

Kaum milenial di Temanggung mulai tertarik geluti kopi

Senin, 21 Juni 2021 12:59 WIB
Image Print
Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo meninjau pengolahan kopi di Desa Petarangan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. ANTARA/Heru Suyitno
Temanggung (ANTARA) - Sebagian kaum milenial di Kabupaten Temanggung mulai tertarik menggeluti bidang perkopian dalam beberapa tahun terakhir ini karena memiliki prospek cukup bagus, kata Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo.

"Kami menyampaikan apresiasi kepada kaum milenial yang tertarik untuk menggeluti bidang perkopian," katanya di Temanggung, Senin.

Ia menyampaikan di sejumlah wilayah di Kabupaten Temanggung, baik di wilayah penghasil kopi robusta maupun kopi arabika, para pemuda menjadi penggerak bisnis kopi.

Baca juga: Produk mesin sangrai Temanggung diminati para pelaku kopi

"Pemuda-pemuda sudah mulai back to basic ke bidang pertanian, karena Temanggung  merupakan daerah pertanian, ini luar biasa. Di wilayah Temanggung utara, antara di Desa Muncar dan di wilayah Temanggung selatan ada di Desa Petarangan ini pemuda menjadi penggerak di bidang perkopian," katanya.

Ia menuturkan ternyata tanaman kopi tidak mengganggu tanaman tembakau yang selama ini menjadi komoditas unggulan bagi masyarakat Temanggung.  

"Tanaman kopi ini juga dalam rangka konservasi lahan di lerang Gunung Sindoro, Sumbing, dan Prau yang kondisinya cukup kritis," katanya.

Pemuda pelaku kopi di Desa Petaragan, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung Anggi Riandita Kumandhani mengatakan di desanya sangat cocok ditanami kopi arabika.

"Kami melihat peluang ini sangat bagus, setelah menyelesaikan studi di Yogyakarta, saya memeutuskan kembali ke kampung untuk mengembangkan kopi," katanya.

Ia menyampaikan meskipun tanaman kopi di Desa Petarangan tidak ditanam dalam satu hamparan tetapi hanya di pematang, karena tanaman tembakau masih menjadi andalan petani tetapi hasilnya sudah cukup lumayan.

Ia menyebutkan pada tahun 2020 di Desa Petarangan ini menghasilkan sekitar 20 hingga 30 ton kopi gelondong. Dengan harga kopi green bean berkisar Rp80.000 hingga Rp125.000 per kilogram.

Menurut dia dalam beberapa tahun terakhir masyarakat cukup antusias menanam kopi.

"Ini sebuah hal yang positif sehigga lebih mudah mendekatkan sosialisasi tentang kopi bukan hanya sekadar ekonomi tetapi juga sebagai tanaman konservasi," katanya. 

Baca juga: Baca peluang, warga Kemalang termotivasi tanam kopi
Baca juga: Tingkatkan kesejahteraan petani di Purbalingga, Kementan bantu 10.000 bibit kopi

 

Pewarta :
Editor: Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024