Logo Header Antaranews Jateng

Antisipasi bonus demografi, dua SMK ini tingkatkan minat wirausaha pelajar

Minggu, 8 Agustus 2021 02:10 WIB
Image Print
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 1 Kabupaten Brebes. (ANTARA/HO-Dokumentasi)
Semarang (ANTARA) -
SMK Negeri 1 Kabupaten Brebes dan SMKN Matesih Kabupaten Karanganyar yang merupakan SMK di Jawa Tengah yang berpredikat sebagai SMK Pusat Keunggulan (Center of Excellence) berupaya meningkatkan minat wirausaha bagi anak didiknya sebagai antisipasi dari bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada 2020 hingga 2035.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2021 tercatat sebanyak 139,81 juta orang dan akan terjadi bonus demografi karena jumlah penduduk usia produktif mencapai hampir 70 persen dari total penduduk.

Salah satu syarat agar bonus demografi bisa dimanfaatkan secara optimal adalah dengan meningkatkan kualitas tenaga kerja dan saat ini tenaga kerja yang dibutuhkan industri adalah tenaga pelaksana, sedangkan sebagian lulusan perguruan tinggi dicetak untuk menjadi perencana atau pemikir.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan yang umumnya mencetak tenaga pelaksana, SMK merupakan subsistem pendidikan nasional dan saat ini berbagai strategi telah dilaksanakan pemerintah untuk mendukung penciptaan manusia unggul khususnya pada pendidikan kejuruan atau vokasi salah satunya melalui Program SMK Pusat Keunggulan (Center of Excellence).

Melalui program ini, pemerintah membenahi kurikulum pendidikan vokasi bersama industri sehingga sebagian materinya adalah praktik.

SMKN 1 Brebes yang berpredikat sebagai SMK Pusat Keunggulan pada kompetensi keahlian tata busana mendapat bantuan beberapa hal penunjang proses pembelajaran di sekolah.

Salah satunya melalui pembangunan gedung laboratorium praktik yang turut melibatkan sekolah dalam bekerja sama dengan tim teknisi perencanaan pembangunan.

Nantinya pembangunan sarana ini diharapkan dapat memberikan pengalaman peserta didik SMKN 1 Brebes sesuai dengan dunia industri yang akan dihadapi saat lulus didukung dengan pengadaan alat-alat praktik dan program pembelajaran dalam kompetensi keahlian tata busana.

Tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, Program Center of Excellence juga menerapkan model pembelajaran "Teaching Factory" (TEFA) secara mandiri serta berupaya untuk menerapkan budaya kerja berstandar industri dalam pembelajaran.

Kepala Sekolah SMKN 1 Brebes Bejo mengatakan bahwa saat ini ada tambahan pelajaran untuk menjalankan bisnis sehingga siswa nantinya tidak hanya bekerja di industri, tapi juga percaya diri menjalankan bisnis sendiri.

"SMKN 1 Brebes khususnya kompetensi keahlian tata busana bekerja sama dengan industri diantaranya Studio F+ Semarang dimana guru diberi pelatihan tentang desain busana mulai dari pemilihan bahan, pembuatan motif secara digital sehingga dalam kurikulum ini sekolah tidak hanya menyiapkan tenaga siap kerja namun juga mampu berfikir kreatif untuk melihat peluang bisnis yang ada," katanya.

SMKN Matesih yang juga ditetapkan sebagai "Center of Excellence" pada kompetensi keahlian multimedia, pada tahap awalnya pemerintah mengembangkan sarana fisik SMK dalam bentuk pembangunan laboratorium, pengadaan alat praktek berstandar industri hingga menghadirkan fasilitas laboratorium berstandar industri dan dunia kerja.

Untuk mencapai target seperti yang diinginkan sebuah SMK, maka pengembangan dilanjutkan dengan melakukan kerja sama dengan pihak industri dan dunia kerja.

"Kami bekerja sama dengan PT EDUCA Sosfomedia Indonesia yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang teknologi dan konten digital baik berupa aplikasi, games, dan animasi," ujar Kepala Program Multimedia SMKN Matesih Anita Iskhayati.

Dalam menghadapi fenomena bonus demografi, lanjut dia, SMKN Matesih melatih para siswa agar memiliki pola berpikir, wawasan dan kreatifitas yang tinggi.
Melalui prospek kerja pada kompetensi keahlian multimedia seperti "web designer", animator, fotografer, editor video siswa ditanamkan kesadaran serta kepekaan sosial sehingga ketika lulus mereka dapat siap terjun di dunia kerja.

Disisi lain yang bersangkutan juga dapat membuka usaha sendiri sesuai kemampuan dan keterampilan masing-masing, menciptakan lapangan kerja baru untuk ikut andil membantu pemerintah dalam memanfaatkan bonus demografi.

Dalam hal kebijakan strategis untuk sekolah kejuruan, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia bekerja sama dengan Dyandra Academy (PT Dyandra Promosindo) menghadirkan Digital Marketing Development Program dalam hal ini untuk pengembangan kemampuan praktis guru dan tenaga pendidik SMK di daerah Jateng.

"Melalui kerja sama Dyandra Academy dengan Dirjen Vokasi dari segi tenaga pendidik kami harap dapat menjadikan pendidikan kejuruan sebagai investasi jangka panjang karena dengan tenaga pendidik yang kompeten dapat menghasilkan lulusan kompeten yang sudah siap menjadi angkatan kerja yang berkompeten dan berdaya saing," kata Rumpoko selaku Director Dyandra Academy.

Kualitas, kata dia, juga dengan mudah menyesuaikan dengan industri karena sejak awal sudah langsung diterjunkan ke industri.


Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024