Cegah DB, RSI Banjarnegara bagikan ikan cupang
Kamis, 11 November 2021 18:16 WIB
"Memasuki musim hujan ini kita harus mewaspadai serangan nyamuk Aedes aegypti. Pencegahan terhadap suatu penyakit jauh lebih baik daripada harus mengobatinya, sedangkan mencegahnya adalah dengan cara nonkimia atau alamiah," kata Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB di Banjarnegara, Kamis.
Menurut dia, pembagian ikan cupang dilakukan karena ikan yang warnanya indah tersebut diyakini ampuh dalam memberantas jentik atau larva nyamuk Aedes aegypti.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya membagikan ratusan ikan cupang kepada keluarga pasien di rumah sakit dan masyarakat umum di rumah masing-masing.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Banjarnegara itu juga mengharapkan kegiatan sosialisasi dengan membagikan ikan cupang tersebut dapat diteruskan kepada masyarakat sebagai bentuk pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.
"Petugas kesehatan juga turut melakukan pengecekan bak penampungan air bersih di rumah-rumah warga karena nyamuk ini senang berkembang biak di air bersih," kata dia yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Digital Terintegrasi Indonesia (Perdigti).
Ia mengatakan berdasarkan hasil penelitian, perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti sangat cepat karena bertelur tiap tiga hari sekali dan menghasilkan hingga 400 telur.
Berdasarkan data di RSI Banjarnegara, jumlah pasien demam berdarah di rumah sakit itu mengalami peningkatan sejak bulan Juli 2021 yang tercatat sebanyak delapan kasus, Agustus sembilan kasus, September mencapai 17 kasus, dan Oktober sebanyak 15 kasus.
Salah seorang warga Desa Bawang, Kecamatan Bawang, Banjarnegara, Hamidiyah (48) mengaku baru pertama kali mendapatkan sosialisasi pencegahan demam berdarah melalui kegiatan pembagian ikan cupang.
"Alhamdulillah mendapat sosialisasi kesehatan dan bantuan ikan cupang sebagai predator alami karena akhir-akhir ini banyak nyamuk. Oleh karena itu, ikan cupang ini akan saya pelihara di tempat penampungan air dan bak mandi," katanya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2025