Logo Header Antaranews Jateng

Peringati Hari Disabilitas Internasional, Tokopedia bagikan kisah inspiratif UMKM difabel

Sabtu, 4 Desember 2021 15:51 WIB
Image Print
Salah seorang penyandang disabilitas yang memanfaatkan Tokopedia untuk melayani pemesanan lukisan. (ANTARA/HO-Tokopedia)
Semarang (ANTARA) -
Dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional 2021, Tokopedia membagikan cerita inspiratif difabel yang menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan memanfaatkan teknologi dan berkontribusi terhadap perekonomian digital yaitu The Able Art dan Warung Kelontong Toko Lariz.

"Tokopedia terus memberikan panggung seluas-luasnya bagi pegiat UMKM lokal, termasuk difabel, untuk menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi agar bisa bangkit bersama memulihkan ekonomi," kata External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya melalui keterangan pers yang diterima Antara di Semarang, Sabtu (4/12).

Cerita inspiratif pertama adalah The Able Art yang berupaya meningkatkan nilai jual lukisan karya seniman difabel.

Bermula dari kecintaan terhadap dunia sosial, Tommy Budianto mendirikan The Able Art di Pasuruan pada 2017 dengan membantu mereproduksi lukisan-lukisan karya seniman difabel menjadi berbagai produk, seperti hijab, tas, "pouch" dan lain-lain yang dijual "offline" maupun "online".

"The Able Art didirikan untuk memberdayakan para seniman difabel agar tetap bisa berkarya sehingga mereka bisa memperoleh pendapatan tetap. Kami ingin setiap karya memiliki nilai sosial bagi masyarakat Indonesia," ujar Tommy.

Dirinya menggandeng seniman lukis difabel dari sejumlah daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Malang hingga Bali.

Tak jarang, untuk mendapatkan hasil reproduksi lukisan yang berkualitas tinggi, Tommy datang langsung ke tempat para seniman.

"Pada awal berjualan, penjualan kami hanya berkisar 10-20 persen dari sebelum kami bergabung dengan Tokopedia. Setelah memanfaatkan Tokopedia, The Able Art bisa mengirimkan rata-rata 100 pesanan dalam sebulan ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Papua," katanya.

Suhartini, pemilik warung kelontong Toko Lariz sekaligus penyandang tunadaksa asal Semarang ini bergabung ke ekosistem Mitra Tokopedia pada 2019.

Hal ini memungkinkan dirinya menyetok produk sembako hanya melalui aplikasi, tanpa harus keluar rumah.

Aplikasi Mitra Tokopedia juga membuat Suhartini bisa menambah varian produk digital di tokonya, seperti pulsa, paket data, token listrik dan PDAM, sehingga pendapatannya pun meningkat.

"Sejak bergabung di Mitra Tokopedia, warung saya semakin laris. Isi ulang stok warung juga sangat mudah karena saya tidak harus keluar rumah. Dengan berjualan produk digital, omzet saya naik 2 kaliblipat," ujarnya.

Warungnya bahkan kini menjadi sumber utama pendapatan keluarganya.

"Keterbatasan fisik bukan penghalang bagi saya. Dengan adanya teknologi, semua hal dimungkinkan, saya ingin terus membuktikan bahwa tunadaksa bermodal minim juga bisa menciptakan peluang," kata Suhartini.


Pewarta :
Editor: Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024