Logo Header Antaranews Jateng

Peringatan Hari Ibu, Momentum perjuangan pergerakan perempuan

Rabu, 22 Desember 2021 15:57 WIB
Image Print
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Bintang Puspayoga. Tahun ini Hari Ibu mengusung tema perempuan tangguh di masa pandemi, perempuan harus berani dan inovatif, serta berani menjadi agen perubahan. ANTARA/Nur Istibsaroh
Kami mendampingi perempuan-perempuan yang menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal akibat COVID-19
Semarang (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Bintang Puspayoga menyampaikan Peringatan Hari Ibu (PHI) adalah momentum mengenang perjuangan pergerakan perempuan pada 22 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Menteri Bintang melalui siaran pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)-KPCPEN, Rabu (22/12/2021) menceritakan pada 22 Desember 1928 berkumpul sekitar 1.000 perempuan dari 30 organisasi untuk memperjuangkan hak-hak-haknya dan dalam upaya memajukan bangsa dan negara dan dari 30 organisasi tersebut bahkan ada yang bertahan hingga kini, yaitu Aisyah, Wanita Katholik, dan Wanita Taman Siswa.

Tema besar yang diangkat untuk Hari Ibu sejak 2019, kata Menteri Bintang adalah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju, sedangkan subtema disesuaikan dengan perkembangan zaman.

"Pada tahun 2021 kali ini adalah perempuan tangguh di masa pandemi, perempuan harus berani dan inovatif, serta berani menjadi agen perubahan," katanya.

Menteri Bintang mengatakan Hari Ibu yang dilaksanakan di Indonesia adalah hari untuk perempuan-perempuan di Indonesia. 

"Semoga hal ini menjadi pendorong bagi kita semua, serta pemangku kepentingan dan masyarakat luas bahwa perempuan punya eksistensi yang tinggi dalam pembangunan di Indonesia," katanya.

Puncak peringatan Hari Ibu dilangsungkan di Yogyakarta dan dalam kesempatan itu, Bintang menyampaikan harapan khususnya kepada media massa terkait cara menarasikan dan menyampaikan kepada masyarakat dalam mengangkat cerita peringatan Hari Ibu.

Menteri Bintang Puspayoga menambahkan dalam rangkaian acara Peringatan Hari Ibu tahun ini, pihaknya mengunjungi lapas perempuan dan anak, juga melakukan pendampingan kepada anak yatim piatu karena orang tua mereka meninggal akibat COVID-19.

"Kami juga mendampingi perempuan-perempuan yang menjadi kepala keluarga karena suaminya meninggal akibat COVID-19," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu Ratna Susianawati menyampaikan serangkaian acara Hari Ibu ke-93 di Indonesia berlangsung di Ndalem Joyodipuran yang sekarang menjadi Balai Pelestarian Nilai Budaya Provinsi Yogyakarta. 

"Di tempat inilah berlangsung Kongres Perempuan Pertama pada 1928, sedangkan puncak peringatan Hari Ibu dilangsungkan di Gedung Manggala Bhakti Wanitatama, yang ketika itu sebagai tempat pergerakan perempuan selanjutnya," jelas Ratna.

Pada Peringatan Hari Ibu tahun ini digelar berbagai kegiatan, antara lain seminar, talkshow, webinar yang mengangkat sisi pemaknaan kembali Hari Ibu yang disesuaikan dengan dinamika perempuan saat ini, melibatkan lembaga terkait, partisipasi mandiri dari masyarakat, juga kolaborasi dengan Pemda.

Selain itu, Ratna menambahkan, juga ada kunjungan lapangan, salah satunya roadshow mengunjungi pejuang perempuan sebagai bentuk penghargaan pejuang perempuan di masa lalu dan mengunjungi kelompok perajin perempuan lansia tangguh.

"Dalam upaya mengangkat produk unggulan perempuan UMKM, kami gelar pasar virtual. Ibu Menteri bahkan menjual produk UMKM perempuan ini dan animo masyarakat tinggi," ujar Ratna.

Untuk memberikan dorongan anak muda, Peringatan Hari Ibu juga menggelar lomba esai dan vlog, dari tulisan itu menunjukkan generasi muda menjadi bagian yang terlibat dalam aksi perjuangan selanjutnya. 

Ada juga promosi publikasi untuk mengaungkan kembali makna Hari Ibu di kanal media dan radio komunitas, untuk puncak pelaksanaan Hari Ibu diselenggarakan secara hybrid (online dan offline). 

Gusti Putri (GKBRAy Adipati Paku Alam X) menyampaikan peringatan Hari Ibu di Yogyakarta melibatkan lima komponen organisasi wanita, dengan melangsungkan bakti sosial, vaksinasi dan donor darah, serta lomba menggambar tas pandan yang hasilnya kemudian dilelang untuk kepentingan amal.

"Kami berikan 100 tas pandan kepada keluarga yang kurang mampu untuk diwarnai selama seminggu, kemudian akan dipilih pemenangnya. Tas-tas pandan yang telah diwarnai ini selanjutnya dilelang," jelas Gusti Putri.

Hasil lelang, dikatakannya, disalurkan kepada para pengrajin tas pandan lansia di Bantul, Yogyakarta guna mendorong upaya regenerasi sekaligus menjadi stimulus agar UMKM terkait dapat naik kelas.

Pewarta :
Editor: Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024