Logo Header Antaranews Jateng

APSF tinjau persiapan penyelenggara ASEAN Para Games XI di Solo

Selasa, 10 Mei 2022 09:29 WIB
Image Print
Presiden APSF Mayjend Osoth Bhavilai (duduk tengah) bersama Sekjen APSF Senior Kolonel Wandee Tosuwan (duduk kanan), bersama tim didampingi Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri NPC Indonesia Sukamti Rahardjo Bontoro (duduk kiri) saat Konferensi Pers di Hotel Alila Solo, Senin (9/5/2022). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Solo (ANTARA) - ASEAN Para Sports Federation (APSF) telah datang di Solo,Jawa Tengah, meninjau persiapan tuan rumah dalam penyelenggaraan pesta olahraga disabilitas ASEAN Para Games (APG) XI 2022 yang bakal digelar pada tanggal 30 Juli hingga 6 Agustus mendatang.

"Kami didampingi Sekjen APSF, Senior Kolonel Wandee Tosuwan bersama tim telah melaksanakan pengecekan persiapan tuan rumah penyelenggara APG XI termasuk 14 arena yang akan digunakan untuk berlaga atlet disabilitas itu," kata Presiden APSF Mayjend Osoth Bhavilai dalam Konferensi Pers di Hotel Alila Solo, Jateng, Senin.

Presiden APSF  Mayjend Osoth Bhavilai mengatakan pihaknya bersama Sekjen APSF Senior Kolonel Wandee Tosuwan, Direktur Sport APSF Stefanie Ang, Direktur Hukum dan Etika APSF, Dato Abdul Hakem Arabi, Direktur Pemasaran dan Sponsorship Lim Chuan Beng, Direktur Media dan Komunikasi, Naser Wahab, datang di Solo mengecek persiapan penyelenggaraan APG XI di Solo.

Tim APSF melaksanakan pengecekan ada progres dari persiapan ASEAN Para Games XI 2022 di Solo Jawa Tengah Indonesia, mulai tanggal 7 hingga 10 Mei mendatang.  Penyerahan bendera dari APSF kepada NPC Indonesia sebagai penyelenggara akan dilakukan, juga pada Senin malam ini.

Selain itu tujuan utama membantu dan mendukung persiapan penyelenggara, tetapi karena panitia belum terbentuk maka yang didukung NPC Indonesia.

Osoth Bhavilai mengatakan APSF datang ke Indonesia bukan sebagai mandor tetapi sebagai teman untuk membantu NPC Indonesia di Solo sekaligus melihat persiapan arena yang akan digunakan.

"Yang menjadi perhatian kami dalam kunjungan persiapan APG XI di Solo ke lapangan untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan persiapan dari penyelenggara. Kami cukup gembira bahwa kami secara langsung melihat juga ada pekerjaan dan dilihat ada kemajuan atau progres persiapan penyelenggaraan," katanya.

Namun, yang paling menjadi pusat perhatian APSF karena nanti akan menyelenggarakan pesta olahraga untuk atlet disabilitas, maka yang menjadi perhatian yakni fasilitas aksesbilitas terutama yang berhubungan dengan toilet minimal lebar pintu sekitar 80 centimeter.

Untuk aksesbilitas toilet sebenarnya bukan hanya lebar pintu, tetapi juga lebar ruangan untuk masuk bisa bermanuver. Lalu harus ada besi untuk pegangan tangan kiri dan kanan di sekitar kloset. Karena ada pengguna toilet yang bisa meninggalkan kursi rodanya dan ada yang tidak.

Fasilitas arena dari 14 cabang olahraga sudah siap, tetapi yang bisa senam jantung itu, adalah kolam renang. Dari informasi kolam renang yang akan digunakan memiliki spesifikasi internasional. Tetapi ketika tim mengunjungi ke lapangan kolam renang belum ada.

"Memang pihak panitia penyelenggara menjanjikan dan memberikan jaminan akan selesai dibangun dan siap digunakan pada pertengahan bulan Juni. APSF sungguh berharap dan berdoa proyek pembangunan kolam renang untuk arena APG akan benar selesai sesuai yang direncanakan kualitas dan spesifikasi internasional," katanya.

Sekjen APSF Senior Kolonel Wandee Tosuwan mengatakan satu hal yang disampaikan oleh Presiden APSF  Mayjend Osoth Bhavilai yakni APSF telah mengapresiasi Indonesia khususnya dari NPC ketika disampaikan dalam rapat pada Februari 2022 saat ada konfirmasi bahwa Vietnam gagal menyelenggarakan APG.

Ketua Umum NPC Indonesia Senny Marbun, ketika itu, mengusulkan untuk menjadi tuan rumah APG XI 2022 dan APSF sungguh mengapresiasi. Karena, dua kali penyelenggaraan APG telah gagal dilaksanakan di Filipina dan Vietnam. Sehingga, hal itu, pukulan bagi atlet penyandang disabilitas bukan bagi Indonesia saja, tetapi penyandang disabilitas pada umumnya.

Bahwa, ASEAN Para Games adalah tempat persemaian pertama atlet disabilitas atau bertanding melawan atlet-atlet dari luar negeri. Karena, di APG tidak ada minimal standar atlet negara dapat mengirim berapa pun bisa jadi tidak ada persyaratan tertentu.

Dia mengatakan pada akhir-akhir ini, muncul berita simpang siur yang intinya ketidakpercayaan atau keraguan bahwa APG XI akan dilaksanakan. Bahkan, ada berita di luar negeri gagalnya penyelenggaraan APG di Filipina dan Vietnam itu, merupakan kegagalan APSF.

Oleh karena itu, penyenggaraan APG XI di Solo Jateng, tidak hanya menjadi perhatian masyarakat Indonesia atau Asia Tenggara saja. Tetapi di tingkat Asia melalui Asian Paralimpik Komite dan tingkat dunia melalui Internasional Paralimpik Komite (IPC) juga menaruh perhatian besar.

Sementara itu, APG XI 2022 di Solo Jateng akan diikuti 11 negara  yakni Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, Brunei, Laos, Vietnam, dan tuan rumah Indonesia. ASEAN Para Games akan mempertandingkan 14 cabang olahraga yakni atletik, boccia, panahan, judo, angkat berat, renang, tenis meja, tenis lapangan, catur, goalball, bulu tangkis, balap sepeda, sepak bola CP dan voli duduk. ***3***

 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024