Logo Header Antaranews Jateng

Diselidiki polisi, kasus kecelakaan kerja di PG Rendeng Kudus

Senin, 23 Mei 2022 20:47 WIB
Image Print
Seorang Satpam PG Rendeng Kudus menunjuk lokasi terjadinya kebakaran di mesin ketel uap (boiler) bagian bawah. ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Kepolisian Resor Kudus, Jawa Tengah, masih melakukan penyelidikan atas terjadinya kasus kecelakaan kerja yang menimpa salah seorang pegawai hingga meninggal, menyusul terjadinya insiden kebakaran pada mesin ketel uap (boiler) di PG Rendeng Kudus.

"Hingga kini kami masih mencari kebenarannya dan melakukan penyelidikan atas kasus kecelakaan kerja tersebut," kata Kasat Reskrim Polres Kudus AKP Agustinus David P. di Kudus, Senin.

Kebakaran mesin boiler milik PG Rendeng Kudus terjadi pada hari Kamis (19/5). Dalam kejadian tersebut, seorang pekerja tewas.

Kebakaran mesin tersebut juga terekam video berdurasi 26 detik, terlihat api cukup besar berada di bagian bawah mesin boiler.

Terkait dengan peristiwa kebakaran tersebut, Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) PG Rendeng Kudus Rohmad membenarkan kejadian yang terjadi pada Kamis (19/5) siang.

Baca juga: Musim giling 2022, PG Rendeng Kudus targetkan produksi gula 18.000 ton

Saat itu, kata dia, belum memulai produksi gula, menyusul mesin produksinya belum stabil serta masih ada kegiatan pembersihan ampas.

"Karyawan PG Rendeng juga belum bekerja karena aktivitas produksi belum dimulai," ujarnya.

Dari peristiwa kebakaran tersebut, seorang karyawan dari PT Wika atau pihak rekanan yang melakukan pengerjaan proyek revitalisasi mesin PG Rendeng meninggal dunia pada hari Minggu (22/5) pukul 16.40 WIB.

Karyawan yang merupakan warga Desa Mlati Lor, Kecamatan Kota Kudus itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus untuk dirawat.

Sebelum terjadinya kecelakaan kerja tersebut, kata Rohmad, penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sudah berjalan baik dan semestinya. Namun, kecelakaan dan peristiwa tersebut di luar kendali.

"Kerugian belum diketahui, sedangkan karyawan yang meninggal tanggung jawab dari rekanan," ujarnya.

Demikian halnya, kata dia, soal kronologi kejadian juga belum mengetahui karena pihaknya belum mendapatkan laporan dari PT Wika.

Sementara itu, dari pihak PT Wika saat dihubungi lewat telepon untuk dimintai tanggapannya terkait dengan peristiwa tersebut belum ada respons.

Baca juga: "Temanten tebu", bertahannya tradisi jelang musim giling
Baca juga: PG Rendeng targetkan produksi gula 12.700 ton


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024