Bersama "Lima Wajah", Yoyok Priyambodo beri pesan Ini ke milenial
Solo (ANTARA) - Salah seorang penari kawakan asal Kota Semarang, Yoyok Bambang Priyambodo, mengatakan Indonesia menantikan momen generasi emas tahun 2045 sehingga pengenalan pendidikan karakter menjadi penting bagi anak muda sejak saat ini, khususnya menghadapi kemajuan zaman.
"Karakter itu sangat penting, dengan adab ketimurannya, budayanya, sangat kaya, salah satunya pendidikan karakter yang telah diwariskan nenek moyang. Ayo kita kenali, kita ugemi, kita pelajari, kemudian bersama-sama kita bangun negeri ini," kata Yoyok usai membawakan tari bertajuk "Pasuryan" dalam acara Tidak Sekedar Tari di Joglo Wisma Seni Taman Budaya Jawa Tengah, Kota Surakarta.
Ia menjelaskan karya tari Pasuryan yang dibawakannya merupakan sebuah pesan kepada para penonton untuk lebih mengenal jatidiri.
Dalam pentasnya, Yoyok menggunakan lima buah topeng beserta payung hitam dan beberapa simbol artistik lainnya.
Lima topeng tersebut menyiratkan simbol falsafah Jawa yakni sedulur papat kalimo pancer.
Falsafah tersebut melambangkan manusia sebagai pusat kendali atas diri diikuti oleh empat nafsu yakni, amanah, aluamah, supiyah, mutmainah.
"Jika seseorang mampu mengendalikan empat nafsu atau istilahnya dalam Jawa sedulur papat, maka dia akan menjadi kalimo pancer atau pusat kosmos dalam dirinya. Agar bisa, ya orang itu harus tirakat, berserah kepada Tuhan, selalu mawas diri agar seseorang itu akan memiliki kontrol diri yang baik, dan sudah bisa dipastikan memiliki karakter jiwa yang kuat," ujarnya.
Di sisi lain, Yoyok juga mengkritisi kebiasaan masyarakat menggunakan media sosial.
Menurutnya, masyarakat di dunia maya atau netizen sering menggunakan topeng saat berselancar di media sosial.
Hal itu, lanjutnya, adalah gambaran seribu wajah yang selalu berubah-ubah dan berpotensi mereduksi karakter bangsa Indonesia.
"Orang di media sosial bisa berganti topeng kapan saja. Di satu kesempatan dia memakai topeng emas, di lain kesempatan pakai topeng ungu. Bagi saya ini perlu diperhatikan, jangan sampai karakter bangsa kita luntur karena kebiasaan seperti ini," katanya.
Selain Yoyok, tiga penampil lainnya juga membawakan karya dalam acara Tidak Sekedar Tari tersebut, ketiganya adalah Daryono Darmarejo, S. Pamardi, dan Djarot B Darsono.
Pewarta : Wisnu A.N
Editor:
Wisnu Adhi Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2024