Logo Header Antaranews Jateng

Dampak hujan, volume produksi penggilingan padi di Klaten turun

Minggu, 8 Januari 2023 15:24 WIB
Image Print
Pekerja mengemas beras di penggilingan padi Desa Kajongan, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/rwa.
Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - Volume produksi di tingkat penggilingan padi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengalami penurunan, yang salah satunya akibat intensitas hujan yang tinggi.

"Karena cuaca tidak menentu, kadang panas dan kadang hujan, berakibat tanaman kurang sehat, biji kurang maksimal pengisiannya," kata pemilik UD Raja Tani Hafid Rohmat Mustofa di Klaten, Jawa Tengah, Minggu.

Akibat kondisi tersebut, dikatakannya, terjadi penurunan jumlah susut dari gabah basah ke beras. Jika biasanya jumlah susut di kisaran 50-60 persen, untuk saat ini hanya di kisaran 40-50 persen.

"Kalau yang gapuk kan hanya jadi sekam," katanya.

Selain akibat hujan, menurut dia, penurunan volume penggilingan karena saat ini belum memasuki musim panen raya. Oleh karena itu, kondisi tersebut berdampak pada kenaikan harga jual beras di tingkat penggilingan.

Untuk beras jenis C4 mengalami kenaikan harga dari Rp9.000-10.000/kg menjadi Rp11.000/kg, beras Rojo Lele naik dari Rp11.500/kg menjadi Rp13.000/kg, dan Mentik Wangi dari Rp11.000/kg menjadi Rp13.000/kg.

"Tapi, ini barangnya kosong semua, kecuali C4, di penggilingan tinggal C4. Sekarang volume penggilingan per hari juga hanya 1-2 ton, kalau biasanya bisa sampai 4 ton," katanya.

Sementara itu, Ketua Gapoktan Tani Makmur, Desa Kepanjen, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Harjono mengatakan akibat tingginya intensitas hujan, saat ini proses pengeringan padi secara manual menjadi lebih lama.

"Sekarang proses pengeringan 4 hari, biasanya 1-2 hari," katanya.

Selain itu, dikatakannya, kualitas beras juga turun. Jika biasanya usai melewati proses pengeringan padi warna beras putih bersih, saat ini banyak yang kusam.

"Ada hitam-hitamnya, tingkat kerusakannya lebih tinggi. Kalau telat dijemur butir kuningnya lebih banyak," katanya.

Meski demikian, lanjutnya, saat ini harga gabah di tingkat petani masih sama, yakni di kisaran Rp5.300/kg untuk gabah kering panen.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024