Logo Header Antaranews Jateng

Forkopimda Batang lakukan mitigasi sosial cegah pelecehan seksual

Rabu, 11 Januari 2023 16:41 WIB
Image Print
Kepala Polres Batang AKBP Mohammad Irwan Susanto (tengah) bersama Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki (kiri) dan Komandan Kodim 0736/Batang Letkol Infantri Ahmad Alam Budiman pada acara konferensi pers pengungkapan kasus penabulan anak, Senin (9/1/2023). (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) - Kepolisian Resor Batang, Jawa Tengah, bersama forum koordinasi pimpinan daerah setempat siap melakukan mitigasi sosial antikekerasan seksual pada anak hingga tingkat desa sebagai upaya mencegah terjadinya kasus pencabulan.

Kepala Kepolisian Resor Batang AKBP Mohammad Irwan Susanto di Batang, Rabu, mengatakan bahwa kegiatan mitigasi merupakan langkah yang tepat agar kasus pencabulan terhadap anak yang saat masih dalam proses penyidikan tidak terulang lagi.

"Kami akan terus melakukan pengawasan dan mengevaluasi pencegahan seksual bersama stakeholder terkait seperti kodim dan pemkab, serta unsur polisi hingga tingkat desa," katanya.

Dikatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan kasus pencabulan terhadap 21 anak yang dilakukan oleh seorang oknum guru rebana berinisial MU (28), warga Kelurahan Proyonanggan Utara, Kecamatan Batang.

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan pemkab akan sepenuhnya mendukung langkah mitigasi sosial antikekerasan seksual tersebut sebagai upaya pencegahan.

Dinas terkait, kata dia, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), dan Dinas Sosial,  akan mengintensifkan mitigasi, terutama mengembalikan mental anak agar tidak trauma terhadap peristiwa yang menimpanya.

"Langkah mitigasi ini perlu dilakukan agar tidak terjadi pada anak-anak lain. Tujuannya supaya tidak ada anak yang meniru perilaku yang menyimpang seperti itu," kata Lani Dwi Rejeki.

Sementara Komandan Kodim 0736/Batang Letkol Infantri Ahmad Alam Budiman mengatakan perilaku tersebut dapat terjadi karena kurang dekatnya hubungan orang tua dan anak.

"Di antara keduanya tidak ada waktu luang. Ini butuh kejujuran orang tua, bahwa kurangnya perhatian yang diberikan kepada anak. Selain itu, kecanggihan teknologi justru membuat anak terlena sehingga membuat mereka tidak sadar bahwa tubuhnya sedang dicabuli," katanya.




 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024