Sam Poo Kong, bangunan ikonik Kota Semarang
Jumat, 13 Januari 2023 11:20 WIB
Kelenteng Sam Poo Kong didirikan pada tanah seluas 3,2 hektare. Kelenteng ini dicat dengan warna merah yang artinya megah dan dimahkotai dengan atap pagoda berlapis tiga, khas budaya asia timur. Pondasi Kelenteng Sam Poo Kong pertama kali dibangun oleh Laksamana Cheng Ho. Pada tahun 1704, kuil dan gua yang asli runtuh karena tanah longsor.
Pada tahun 1724 kemudian masyarakat setempat membangun Kembali tetapi di lokasi yang berbeda, yaitu di lokasi yang sekarang tempat Kelenteng Sam Poo Kong berada. Kelenteng Sam Poo Kong ini disebut juga dengan Gedung Batu karena bentuknya yang seperti gua batu besar yang berada di sebuah bukit batu. Kelenteng Sam Poo Kong memiliki fasilitas seperti tempat pemujaan Dewa Bumi dan Sam Poo Kong. Pengujung bisa mendatangi kedua tempat ini yang merupakan ruangan ibadah bagi yang ingin berdoa.
Di kelenteng ini, ada Makam Kyai Wang Jing Hong yang merupakan juru mudi Laksamana Cheng Ho. Bagi yang ingin melihat dan mengenang jasa Wang Jing Hong bisa mendatangi makamnya. Ada juga Makam Kyai Djankar karena lokasinya merupakan letak jangkar sekoci yang jatuh ketika armada Laksamana Cheng Ho mendarat pertama kali di Pulau Jawa.
Selain itu, di kawasan kelenteng ini banyak spot foto yang instragramable. Pengunjung dapat menyewa pakaian khas China untuk berfoto.
Untuk jam operasional Kelenteng Sam Poo Kong ini dari pukul 08.00 WIB - 20.00 WIB. Harga tiket masuk untuk pengujung dewasa mulai dari Rp15 ribu pada weekday dan Rp20 ribu pada weekend. Sedangkan anak-anak dari Rp10 ribu pada weekday dan Rp15 ribu pada weekend.
Ada tiket terusan yang digunakan untuk mengunjungi lebih banyak lokasi di area Sam Poo kong. Harga untuk dewasa yaitu Rp35 ribu pada weekday dan Rp40 ribu pada weekend. Untuk anak-anak Rp15 ribu baik pada weekday dan Rp25 ribu pada weekend.
Bagi yang berkunjung ke Kota Semarang, jangan lupa untuk ke Kelenteng Sam Poo Kong. Tempatnya ada di Jl. Simongan No.129, Bongsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang.
Pewarta : Urwah Dzakkiy Umam (mahasiswa magang)
Editor:
Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024