Logo Header Antaranews Jateng

Bapanas sebut harga jagung sumbang kenaikan harga telur

Senin, 5 Juni 2023 20:25 WIB
Image Print
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani (tengah), didampingi Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana (kanan), dan Wakil Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri Helfi Assegaf, usai Rapat Koordinasi Evaluasi Kegiatan Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk bantuan pangan di wilayah Jateng yang berlangsung di Hotel MG Setos, Semarang, Senin (5/6/2023). ANTARA/Zuhdiar Laeis
Semarang (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bahwa kenaikan harga jagung yang menjadi pakan unggas secara tidak langsung turut menyumbang terhadap kenaikan harga telur ayam ras belakangan ini.

"Komponen pembentuk harga telur ayam ini kan 55 persennya adalah jagung, untuk pakannya," kata Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani, di Semarang, Jawa Tengah, Senin, usai Rapat Koordinasi Evaluasi Kegiatan Penyaluran CPP untuk bantuan pangan di wilayah Jateng yang berlangsung di Hotel MG Setos.

Menurut dia, petani memilih jagung sebagai pakan ayam ras agar telur yang dihasilkan memiliki warna kuning, sehingga begitu harga jagung naik tentu akan berpengaruh ke harga telur.

Namun, kata dia, berdasarkan informasi saat ini sudah ada beberapa daerah penghasil jagung yang mulai panen, seperti di Dompu, Bima, dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Beberapa daerah di NTB, seperti Dompu, Bima, dan Sumbawa dikenal sebagai penghasil jagung, sementara lokasi peternakan ayam terkonsentrasi di Kendal dan Blitar, sehingga butuh biaya transportasi.

"Bapanas punya yang namanya fasilitas distribusi. Jadi, biaya memindahkan jagung dari Dompu, Sumbawa, Bima ke 'sentra layer' di Kendal dan Blitar nih transportnya dibayarin," katanya lagi.

Dengan bantuan fasilitas distribusi itu, kata dia, para peternak tidak terlalu dibebani biaya transportasi pengangkutan jagung, sehingga diharapkan harga telur bisa kembali normal.

"Ini yang masih kami fasilitasi dan juga di beberapa daerah. Tapi, nanti kalau sudah mulai panen dan harga (jagung) sudah mulai turun, ini harganya (telur) pasti kembali normal," katanya pula.

Rachmi mengingatkan bahwa pemerintah melalui Bapanas juga memberikan kesempatan bagi peternak layer (peternak ayam petelur) untuk menikmati keuntungan ketika harga telur meningkat.

"Ketika kemarin kami beli untuk bantuan pangan, harga sudah mulai bagus. Kalau diperhatikan sebelumnya (harga telur, Red.) kan sempat jatuh. Kalau harga jagung naik mereka boleh dong naikin sedikit," kata dia.

Harga komoditas telur di pasaran Kota Semarang normalnya berada di kisaran Rp27.000 per kilogram, tetapi belakangan ini naik menjadi Rp30.000 per kilogram di pasaran, bahkan ada yang lebih.


 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024