Logo Header Antaranews Jateng

Boyolali berinovasi untuk tekan angka kasus stunting

Rabu, 7 Juni 2023 15:59 WIB
Image Print
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Puji Astuti. (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)
Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah berinovasi untuk terus menekan angka kasus stunting di wilayahnya.

Di Boyolali, Rabu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Puji Astuti mengatakan bahwa masih ada 3.856 anak yang mengalami stunting di wilayah Kabupaten Boyolali.

Menurut dia, prevalensi stunting pada anak di Kabupaten Boyolali hingga April 2023 sekitar 6,7 persen, turun dari sekitar delapan persen pada 2022.

"Kasus stunting turun sekitar 1,3 persen," katanya, menambahkan, angka kasus stunting tersebar di 22 wilayah kecamatan di Kabupaten Boyolali.

Guna menekan prevalensi stunting, Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali menjalankan program pendampingan di tingkat puskesmas.

Puskesmas di Kabupaten Boyolali di antaranya menjalankan program kolaborasi edukasi gizi dan pendampingan intensif stunting yang disebut Kepiting dan gerakan Mari Bareng-bareng Turunkan Stunting atau Mabarturing.

"Intinya bahwa pendampingan untuk kasus stunting dilakukan tingkat puskesmas," kata Puji.

Selain itu, menurut dia, ada upaya pencegahan stunting melalui aksi bergizi pada remaja putri yang mencakup pemberian tablet tambah darah.

Pemerintah Kabupaten Boyolali juga menjalankan Gerakan Merawat Bayi dan Ibu (Merbabu) dalam upaya menjaga kesehatan ibu dan bayi.

"Itu juga salah satu inovasi yang dilakukan dalam rangka pencegahan stunting di Boyolali," kata Puji.

Boyolali sudah memiliki Tim Percepatan Penanganan Stunting (PPS), yang anggotanya antara lain meliputi perwakilan Dinas Kesehatan serta Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak.

Upaya pencegahan stunting yang dilakukan di Boyolali di antaranya pemenuhan kebutuhan gizi remaja perempuan untuk memastikan para calon ibu tidak mengalami anemia dan masalah lain yang dapat menyebabkan anaknya mengalami stunting. 

Di samping itu, ada program pendampingan untuk memastikan perempuan yang hamil menjalani pemeriksaan rutin dan terpenuhi kebutuhan gizinya.

"Dengan merawat ibu mulai pada saat masa remaja, kemudian masa kehamilan, masa nifasnya, Insya Allah kita bisa mencegah stunting... Dan bayi yang sudah dilahirkan berikan asupan gizi yang baik sehingga stunting bisa kita cegah," demikian Puji Astuti.

Baca juga: Pemkot Surakarta targetkan penurunan angka stunting pada tahun ini

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2025