Logo Header Antaranews Jateng

KTT ASEAN 2023, ini harapan pelaku industri mebel Jepara

Rabu, 6 September 2023 07:34 WIB
Image Print
Proses produksi pembuatan kursi di tempat produksi mebel dan ukir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. (ANTARA/HO.)
Jepara (ANTARA) - Pengusaha mebel dan ukir di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, berharap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang digelar 5-8 September 2023 di Jakarta dapat memulihkan industri mebel dengan pembukaan kembali pasar ekspor produk mebel dan ukir asal daerah itu.

"Mudah-mudahan, momentum internasional tersebut dapat membantu industri furnitur, khususnya di Kabupaten Jepara untuk bangkit kembali dari keterpurukan setelah dilanda pandemi selama dua tahun," kata pengusaha mebel asal Jepara Muhammad Haidar Zaqi Umar di Jepara, Selasa.

Ia menyebutkan beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia dan Singapura dapat menjadi pasar ekspor yang bagus untuk pelaku usaha industri furnitur di Jepara.

Pemilik usaha Furncraft.id itu mengakui bisa menyediakan beragam produk furnitur berkualitas sehingga negara-negara ASEAN memang menjadi target pasar yang potensial. Bahkan, pihaknya berulang kali mengirim pesanan mebel ke Singapura untuk beberapa merek tertentu.

Menurut dia, pasar Singapura cukup bagus karena banyak pedagang yang bergerak di bidang furnitur. Bahkan, mereka juga sering melakukan pengubahan merek dan menjual kembali produk asli Jepara yang sudah diakui kualitasnya.

"Ada beberapa merek tertentu yang tidak bisa kami sebutkan, sebenarnya hasil karya dari tangan perajin di Jepara," ujar pria lulusan Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta itu.

Kendati demikian, kata dia, saat ini yang paling dibutuhkan industri furnitur di Jepara adalah edukasi mengenai merek dan desain. Karena yang terjadi industri furnitur Jepara hanya menjadi produsen dari desain dan merek orang lain, sehingga pemerintah diharapkan bisa ikut memfasilitasi industri furnitur Jepara untuk mendukung branding dan desainnya.

"Sudah saatnya industri ini menjadi pemilik merek dengan desain yang otentik. Jadi produksi untuk merek luar berjalan, tetapi memperkenalkan merek kita sendiri juga jalan. Diskriminasi perdagangan harus ditolak dan hilirisasi industri tidak boleh dihalangi," ujarnya.

Menurut dia, semua pihak harus terus menyuarakan kerja sama yang setara karena pengusaha mebel dan ukir Jepara juga mampu mendesain, memproduksi, memberi merk, serta memasarkan.

Apalagi pemerintah juga sudah memberikan kemudahan bagi industri untuk mengurus perizinan dengan mudah yang bisa dilakukan secara daring. Misal, untuk pendaftaran merek HAKI hanya menghabiskan biaya Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta.

Pengusaha furnitur Hoii, Wahyu Susilo Adi mengaku bangga Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN, sehingga ada peluang memperkenalkan kembali produk ukir dari Kabupaten Jepara.

Ia menambahkan kegiatan internasional KTT ASEAN tersebut bisa membuka pasar baru yang dapat meningkatkan gairah pasar furnitur.

"Selama ini perusahaan yang memproduksi beragam produk mebel itu telah masuk ke pasar ekspor di Taiwan. Semoga KTT ASEAN ini juga bisa membuka pasar baru ekspor untuk mebel ukir, bukan hanya mebel yang minimalis," ujarnya.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024