BPBD Banjarnegara siapkan langkah antisipasi bencana longsor
Rabu, 20 September 2023 16:36 WIB
"Dalam beberapa hari terakhir, kami melaksanakan pemasangan 17 alat EWS (Early Warning System) atau sistem peringatan dini di lokasi-lokasi rawan longsor, seperti hari ini di dua desa, yakni Sinduaji, Kecamatan Pandanarum, dan Asinan, Kecamatan Kalibening," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo di Banjarnegara, Rabu.
Menurut dia, pihaknya hingga saat ini telah memasang alat EWS bernama Elwasi di 11 desa rawan bencana longsor kategori tinggi, sehingga masih ada enam alat yang akan segera dipasang di desa lainnya.
Dalam hal ini, kata dia, Elwasi yang merupakan singkatan dari "Eling Waspada lan Siaga (Ingat Waspada dan Siaga)" adalah alat deteksi dini gerakan tanah yang dibuat oleh seorang staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara Sudarsono.
"Nama tersebut memiliki makna agar semua pihak mengingat bahwa mereka berada di daerah rawan bencana, sehingga perlu kewaspadaan dan tetap harus siaga dalam mengurangi risiko bencana," jelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan desa-desa rawan longsor kategori tinggi yang dipasang Elwasi itu telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai penguatan kapasitas dalam menghadapi ancaman bencana pada musim hujan tahun 2023-2024.
Sebelum dilakukan pemasangan Elwasi, kata dia, pihaknya telah melakukan survei, sosialisasi, dan memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat.
Menurut dia, alat Elwasi yang terpasang di desa rawan bencana longsor tersebut terkoneksi dengan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Banjarnegara dan akan memberikan notifikasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp kepada masyarakat.
"Artinya, alat ini juga memberikan warning melalui sirine, suara, dan WhatsApp sebagai peringatan," tegasnya.
Andri mengatakan 17 alat Elwasi tersebut merupakan hasil pengadaan tahun 2023 untuk menggantikan sejumlah peralatan EWS yang mengalami kerusakan.
Sebelumnya, kata dia, jumlah alat EWS yang terpasang di sejumlah wilayah Banjarnegara mencapai 15 unit dan saat sekarang telah mati semua.
"Peralatan EWS yang sudah mati itu merupakan bantuan dari pihak luar dan harganya cukup mahal. Saat ini hanya satu yang masih hidup, yakni Elwasi yang dipasang di Desa Sirongge, sehingga BPBD tahun ini melakukan pemasangan 17 unit Elwasi hasil pengadaan tahun 2023," jelasnya.
Terkait dengan penyaluran bantuan air bersih bagi warga terdampak kekeringan, dia mengatakan hingga saat ini masih berlangsung meskipun hujan mulai turun di wilayah utara Banjarnegara seiring dengan datangnya masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.
Akan tetapi, kata dia, hujan yang turun itu belum merata karena masih bersifat sporadis dengan curah maksimal 10 milimeter dan berdurasi singkat, sehingga belum berdampak signifikan untuk menambah ketersediaan air.
"Berdasarkan rekapitulasi hingga Selasa (19/9), BPBD Kabupaten Banjarnegara telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 1.471.100 liter untuk 18.044 keluarga atau 65.977 jiwa yang tersebar di 26 desa dan 6 kelurahan di 11 kecamatan," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi (Stamet) Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo memprakirakan wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan pegunungan tengah Jateng telah memasuki awal masa peralihan dari musim kemarau menuju musim hujan.
Bahkan, kata dia, sejumlah wilayah di pegunungan tengah Jateng yang meliputi sebagian besar Kabupaten Wonosobo, sebagian Banjarnegara, sebagian Purbalingga, sebagian Pekalongan, sebagian Batang, sebagian kecil Pemalang, sebagian kecil Kendal, dan sebagian kecil Temanggung diprakirakan memasuki awal musim hujan lebih awal, yakni pada dasarian (10 hari, red.) pertama bulan Oktober.
Baca juga: BPBD Jateng imbau pembasahan rutin di TPA
Pewarta : Sumarwoto
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024