Logo Header Antaranews Jateng

Musikalisasi puisi di TIK rayakan Bahasa Indonesia peringati Sumpah Pemuda.

Selasa, 31 Oktober 2023 09:59 WIB
Image Print
Pertunjukan musikalisasi puisi bertajuk "Seikat Kidung Buat Negeri" di Taman Indonesia Kaya, Semarang, Sabtu (28/10/2023). (ANTARA/HO-TIK Semarang)
Semarang (ANTARA) - Tepat di hari peringatan Sumpah Pemuda, Taman Indonesia Kaya mengajak masyarakat Kota Semarang merayakan bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia melalui pertunjukan Musikalisasi Puisi "Seikat Kidung buat Negeri".

Berlangsung di Taman Indonesia Kaya (TIK) Semarang, Sabtu (28/10), pertunjukan musikalisasi puisi itu dimeriahkan oleh RedaWibi (Reda Gaudiamo & Ganesha Wibisana) dan juga Teater Lingkar.

Sejak diresmikan pada 10 Oktober 2018, TIK seperti menjadi menjadi rumah dan wadah bagi para seniman dan masyarakat kota Semarang untuk mengenal dan mencintai budaya nusantara.

"Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, Taman Indonesia Kaya ingin mendekatkan masyarakat Kota Semarang, terutama generasi muda dengan puisi, dan keindahan yang terkandung di dalam bahasa Indonesia," kata Program Director www.indonesiakaya.com Renitasari Adrian.

Menurut dia, Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah dan bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang dijunjung oleh segenap bangsa Indonesia, seperti yang tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928.

"Semoga selain dapat menyemarakkan peringatan Sumpah Pemuda, suguhan ini juga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap puisi dan juga Bahasa Indonesia," katanya.

Selama kurang lebih 60 menit, RedaWibi membawakan serangkaian puisi dari para penyair Indonesia seperti Sapardi Djoko Damono, Chairil Anwar dan masih banyak lagi lewat nyanyian atau musikalisasi.

Menyanyikan puisi atau musikalisasi puisi merupakan sebuah upaya untuk lebih mendekatkan puisi kepada masyarakat melalui musik.

Pertunjukan juga semakin meriah dengan penampilan dari kelompok seni teater di Kota Semarang, Teater Lingkar yang menampilkan visualisasi dari musikalisasi puisi yang ditampilkan melalui lima puisi, yaitu Serumpun Padi (R. Maladi), Doa (Chairil Anwar),  Tentang Kemerdekaan (Toto Sudarto Bachtiar), Di Restoran dan Hujan Bulan Juni (Sapardi Djoko Damono).

Reda Gaudiamo dikenal melalui sejumlah karya pertunjukannya bersama Ari Malibu (almarhum) dalam bentuk musik puisi yang melahirkan beberapa album. Aku Ingin dan Hujan Bulan Juni adalah dua puisi karya Sapardi Djoko Damono yang dinyanyikannya. Selain bermusik, Reda Gaudiamo juga dikenal sebagai penulis.

Sedangkan Ganesha Wibisana adalah seorang musisi dan pencipta lagu yang memulai karirnya di Bandung, dan menyanyikan lagu-lagu balada. Ia pernah membentuk grup Curly & Me, yang tampil berkeliling di Bandung dan Jakarta.

Pertemuannya dengan Reda terjadi pada tahun 2017, dan mereka baru sempat tampil dua tahun kemudian. Selain bergerak di dunia musik, Wibi adalah seorang seorang desainer interior yang juga mengajar penuh waktu di Fakultas Industri Kreatif di salah satu universitas di Tanah Air.

Teater Lingkar adalah sebuah kelompok seni teater yang berkedudukan di Semarang, Jateng, yang dirintis oleh Mas Ton, dan mulai mempertunjukkan karyanya pada 4 Maret 1980 yang kini sudah memproduksi puluhan pertunjukan, baik naskah sendiri maupun luar negeri dan memenangi kompetisi.

Nama Teater Lingkar sarat dengan nilai-nilai filosofis yang menjadi dasar setiap anggotanya yaitu "Lingkar", mempunyai satu titik pusat dengan jari-jari yang sama yang dapat dijabarkan bahwa semua anggota mempunyai tujuan yang sama dengan hak serta kewajiban yang sama yaitu menjaga estetika.

"Sajian ini merupakan cara kami untuk merayakan semangat Sumpah Pemuda, hari di mana para pemuda berikrar untuk bersatu dalam satu bangsa, tanah air, dan bahasa yang sama, Indonesia. Semoga pesan persatuan dalam pertunjukan musikalisasi puisi ini dapat mewarnai akhir pekan masyarakat kota Semarang," kata Maston.

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024