Logo Header Antaranews Jateng

SMPN 2 Mranggen Demak raih penghargaan sekolah adiwiyata nasional

Kamis, 16 November 2023 08:30 WIB
Image Print
Bupati Demak Eisti'anah menyerahkan piagam penghargaan kepada SMP Negeri 2 Mranggen sekolah adiwiyata nasional 2023 pada acara forum penganugerahan pengelolaan sampah di Pendopo Kabupaten Demak, Rabu (15/11/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Demak (ANTARA) - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, mendapatkan penghargaan sekolah adiwiyata nasional 2023 karena berhasil melaksanakan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.

"Kami sangat mengapresiasi peran sekolah, terutama para guru yang begitu luar biasa mampu menyadarkan siswanya untuk peduli terhadap lingkungan sekolah, terutama terkait pengelolaan sampah," kata Bupati Demak Eisti'anah di sela-sela menghadiri acara forum penganugerahan pengelolaan sampah di Pendopo Kabupaten Demak di Demak, Rabu.

Dia mengatakan pengelolaan sampah harus diajarkan kepada anak sejak dini, sebagaimana sudah dibuktikan oleh SMPN 2 Mranggen yang mendapatkan penghargaan adiwiyata nasional berkat menyadarkan semua yang ada di lingkungan sekolah untuk peduli dan berbudaya hidup bersih dan sehat.

Ia berharap, perilaku hidup bersih dan sehat juga dilakukan di lingkungan tempat tinggal sehingga permasalahan sampah yang selama ini belum juga terselesaikan terdapat jalan keluar.

"Kami tentu berharap kegiatan ini bisa memotivasi semua unsur sehingga semua masalah sampah tidak berlarut," ujarnya.

Kepala SMPN 2 Mranggen Ahmad Sholeh mengakui untuk meraih penghargaan tingkat nasional tersebut membutuhkan waktu hingga empat tahunan.

"Setelah kami menjadi yang terbaik di tingkat kabupaten, kemudian naik ke tingkat provinsi dan di tingkat nasional ternyata kami juga berhasil," ujarnya.

Keberhasilan itu, kata dia, tentu saja berkat kerja sama semua pihak di lingkungan sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga warga di lingkungan sekolah yang turut peduli lingkungan dengan membiasakan hidup bersih dan sehat.

Untuk mendapatkan predikat sekolah adiwiyata nasional, kata dia, memang tidak mudah karena harus memperoleh nilai 90 sehingga berbagai macam kegiatan kebersihan harus dilakukan, mulai dari menciptakan penghijauan di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah organik dan anorganik, pembuatan pupuk dan pembuatan hiasan menggunakan sampah anorganik hingga kegiatan lainnya.

"Bahkan, kami juga memiliki pohon trembesi yang usianya berkisar 35 tahunan sebagai bukti bahwa kami merawat penghijauan yang ada di sekolah," ujarnya.

Baca juga: SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring ikut kompetisi internasional

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024