Logo Header Antaranews Jateng

Luas tanaman padi di Kudus yang dipanen mencapai 9.116 hektare

Selasa, 27 Februari 2024 09:56 WIB
Image Print
Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie saat meninjau panen padi di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, Senin (26/2/2024). (ANTARA/HO-Pemkab Kudus.)
Kudus (ANTARA) -
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat luas areal panen tanaman padi yang dipanen mencapai 9.116 hektare, sehingga bisa menambah ketersediaan stok pangan di Kudus.
 
"Panen tanaman padi di Kudus saat ini memang hampir merata, karena dari 9.116 hektare, sekitar 5.825 hektare di antaranya di Kecamatan Undaan yang menjadi sentra terbesar di Kudus," kata Penjabat Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie saat meninjau panen padi di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, Senin.
 
Menurut dia panen ini menggembirakan bagi petani yang sudah menunggu lama sejak menanam sampai bisa panen kali ini.
 
Apalagi, beberapa pekan sebelumnya ada ancaman banjir akibat meluapnya air dari Bendung Wilalung di Kecamatan Undaan. Sehingga panen raya ini merupakan kabar baik bagi petani karena saat ini harga gabah masih terbilang tinggi.
 
Selain itu, kata dia, hal ini menjadi kabar baik mengingat stok pangan, terutama gabah, merupakan hal penting dari sistem pangan nasional. Termasuk untuk menambah stok pangan di Kabupaten Kudus yang selama ini menipis, sehingga mengakibatkan meningkatkan harga beras hingga Rp17.000 per kilogram.
 
Musim panen pertama di Kudus ini, imbuh dia, diprediksi hingga April 2024.
 
Dengan demikian, stok beras di pasaran juga akan semakin bertambah sehingga bisa menekan harga jual barang di pasaran menjadi lebih murah dari sebelumnya.
 
"Mudah-mudahan bisa mempertebal stok pangan di tengah isu stok beras berkurang. Juga kontribusi untuk ketahanan pangan nasional," ujarnya.
 
Sementara produksi gabah di Kabupaten Kudus sepanjang 2023 sebesar 136.089 ton dari luas areal panen 23.308 hektare. Sedangkan rata-rata hasil panen per hektarenya 6,6 ton.
 
Untuk itu target produksi padi dari lahan pertanian di Kudus pada 2024 minimal sama dengan tahun 2023.
 
Sementara, untuk persoalan stabilitas harga jual gabah dari petani, Pemkab Kudus belum bisa memberikan kepastian karena ada mekanisme pasar sehingga fluktuasi harga salah satunya ditentukan oleh kuantitas stok yang ada di pasaran.

Baca juga: Tanaman padi di Kudus yang terdampak banjir dibantu benih dan pupuk


Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024