Logo Header Antaranews Jateng

1.500 perempuan peringati Hari Kebaya Nasional di Borobudur

Kamis, 25 Juli 2024 04:51 WIB
Image Print
Sekitar 1.500 perempuan peringati Hari Kebaya Nasional di Marga Utama Candi Borobudur. ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Sekitar 1.500 perempuan dari Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperingati Hari Kebaya Nasional (HKN) di Marga Utama Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.

Ketua Panitia HKN Wiendu Nuryanti di Borobudur, Magelang, Rabu sore, menyatakan kebaya tidak akan punah, sampai 1.000 tahun lagi kebaya akan tetap hidup sebagai warisan budaya yang penting di negeri ini.

"Karena pada sore hari ini membuktikan kepada kita semua sekitar 1.500 ibu-ibu dari berbagai macam organisasi yang ada di Jateng dan DIY semua dipersatukan melalui bangga berkebaya," katanya.

Ada 42 organisasi pecinta kebaya , peduli kebaya yang yang hadir pada sore hari ini di Borobudur.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Irini Dewi Wanti menyampaikan hari ini bersama-sama hampir di seluruh daerah memperingati HKN.

"Sebagaimana tentu kita ketahui kebaya adalah busana yang lengkap sekali dengan identitas perempuan Indonesia , busana itu bukan sekadar mewakili keindahan perempuan, tetapi justru filosofinya tentang keteguhan , kesederhanaan dan itu adalah sebagai bagian dari identitas perempuan Indonesia," katanya.

Ia menyampaikan, pada HKN ini bukan hanya sekadar perayaan, kegembiraan, kemeriahan yang diusung tetapi justru sebagai pencetus kembali , memotivasi kembali kepada semua pihak untuk melestarikan kebaya.

"Mungkin ibu-ibu semua tahu kita juga sedang mengajukan kebaya sebagai ke Unesco sebagai salah satu warisan budaya dunia dari Indonesia, mudah-mudahan di bulan Desember bisa ditetapkan ," katanya.

Menurut dia berbicara tentang penetapan ke Unesco pasca penetapan itu adalah bagaimana menjaga keberlanjutan, menghidupkan ekosistem dari kebaya itu.

"Jadi kalau ditanya manfaatnya ngapain kita ke Unesco bahwa ekosistemnya tetap terjaga, kemudian juga banyak tentunya dampak dari setelah penetapan. Salah satu yang nantinya menjadi bagian dari ekosistem dalam pelestarian budaya, bagaimana bahwa kebaya itu juga akan tentu menghidupkan para perajin, para pembuat bordir kebaya, sulam kebaya dan lain-lain," katanya.


 

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024