Calon Bupati Temanggung kunjungi Pasar Papringan
Senin, 14 Oktober 2024 08:42 WIB
Dia mengakui, ide atau gagasan pendirian Pasar Papringan yang digagas Singgih Kartono merupakan sebuah inovasi yang harus dikembangan oleh lebih banyak insan kreatif yang ada di Kabupaten Temanggung.
Bersama istri, Agus menyapa masyarakat dan mencicipi aneka kuliner di pasar tradisional yang telah terkenal hingga mancanegara itu.
Tiba di lokasi dia langsung disambut antusias masyarakat dan para pedagang di sana. Tak sedikit, masyarakat berebut untuk bersalaman dan foto dengannya.
Sambil jalan-jalan, dia melihat bagaimana eksistensi pasar Papringan tersebut.
Tak hanya menjadi destinasi wisata alternatif favorit berbasis alam, Pasar Papringan nyatanya mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar.
"Gagasan Pak Singgih ini sungguh luar biasa. Selain konsepnya unik, hal yang paling penting adalah bagaimana pasar ini mampu berdampak nyata pada terdongkraknya perekonomian masyarakat sekitar di desa tersebut," katanya.
Di lokasi Pasar Papringan, dia berkeliling ke berbagai pedagang yang ada di sana. Sesekali, ia juga berinteraksi dengan para pengunjung dan pedagang yang ada di sana.
Ia juga sempat mencicipi beberapa kuliner yang dijajakan, mulai nasi megono, kupat tahu, kopi, hingga makanan khas Temanggung yang memiliki nama agak nyeleneh yakni bajingan. Bajingan merupakan makanan tradisional sejenis jenang yang terbuat dari bahan ubi.
"Banyak makanan yang saya cicipi. Tapi yang paling favorit adalah makanan khas Temanggung yang namanya bajingan," katanya.
Ia berharap, ide-ide kreatif seperti Pasar Papringan ini akan semakin banyak bermunculan di Kabupaten Temanggung. Tak hanya menjadi destinasi wisata favorit saja, tetapi juga mampu mengangkat sisi kearifan lokal dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
"Saya yakin Temanggung sangat kaya akan hal-hal kreatif seperti ini. Apalagi ditunjang alam yang luar biasa. Tinggal bagaimana masyarakat mampu mengemasnya secara baik," katanya.
Suyono, salah seorang pengunjung mengaku bahwa Pasar Papringan Ngadiprono ini memiliki magnet tersendiri. Selain lokasinya yang asri di bawah rerimbunan vegetasi bambu, di pasar ini juga banyak kuliner tradisional yang sudah jarang ditemui.
"Memang Pasar Papringan jadi lokasi yang enak untuk sekadar melepas penat. Lokasinya sangat asri, ada suasana berbeda kalau berada di sini," katanya.
Pasar Papringan Ngadiprono yang menempati areal vegetasi tanaman bambu seluas 2.500 meter persegi ini, hanya digelar setiap hari Minggu Wage dalam kalender Jawa. Tak seperti pasar lain pada umumnya, alat transaksi di lokasi ini sangatlah istimewa, yaitu Duit Pring atau uang yang terbuat dari bambu.
Baca juga: Temanggung kembangkan wisata berbasis konservasi alam
Pewarta : Heru Suyitno
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024